Tak pantang menyerah, seorang pria dengan keterbatasan ini tetap bekerja keras. Dirinya bahkan sampaikan pesan menyentuh untuk teman-teman disabilitas lainnya.
Keterbatasan membuat beberapa orang kehilangan semangat hidupnya. Sedangkan sebagian lainnya masih ingin terus berjuang dan tak mau kalah akan kenyataan yang diterimanya.
Seorang pria pengantar makanan membuktikan bahwa dunia ini masih memiliki ruang untuk mereka yang terbatas. Hanya perlu semangat yang kuat serta kemauan ingin maju yang dibutuhkan untuk dapat hidup selayaknya manusia yang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian mengerikan yang dialaminya sejak kecil membuat pria ini harus kehilangan satu tangannya. Tetapi dirinya yang memiliki semangat yang tinggi mengaku hidupnya kini lebih bahagia.
![]() |
Mengutip World of Buzz (22/8) seorang pria bernama Radha Krishna menceritakan dirinya yang harus kehilangan satu tangannya setelah terjatuh di rel kereta. Tetapi Radha yang tak menyerah dengan keadaannya kini justru hidup bahagia menjadi pengantar makanan di usia 34 tahun.
Setelah kedua orang tuanya meninggal dan semua saudaranya menikah, Radha kini hidup seorang diri di kawasan Petaling Jaya, Malaysia. Radha menyebutkan dirinya pernah melakukan banyak pekerjaan dari pagi hingga malam hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa belas kasihan dari orang lain.
"Sebelum ini, aku menjalankan banyak pekerjaan termasuk bekerja di kantor, menjadi customer service. Kemudian sejak akhir tahun lalu aku mencoba menjadi pengantar makanan. Dalam sehari aku bisa mendapat Rp 200.000 tergantung pada banyaknya pesanan yang diterima, paling banyak biasanya di jam 11 pagi - 2 siang dan 6 sore - 10 malam," ungkap Radha.
Untuk mengantar makanan pelanggan, Radha biasanya menggunakan skuter elektrik. Tetapi akhir-akhir ini ia seringkali mengantar makanan dengan berjalan kaki setelah skuter elektriknya rusak.
![]() |
Radha juga mengungkapkan bahwa ia menerima banyak perlakuan baik dari pelanggannya hingga sebagian yang memberikan tip besar untuknya. Radha selalu menolak untuk mendapatkan uang dengan mudah, ia selalu berpikir bahwa untuk mendapatkan uang harus bekerja terlebih dahulu.
"Penyandang disabilitas kini bisa mendapatkan pekerjaan di manapun. Ikuti pesanku ini, jika kamu bermasalah dengan tanganmu kamu masih mempunyai kaki. Sebaliknya, jika kamu bermasalah dengan kakimu kamu masih mempunyai tangan," kata Radha.
Radha hingga hari ini tidak pernah meminta belas kasihan dari pelanggan-pelanggan yang ditemuinya. Ia hanya mensyukuri jika ada pelanggan yang berbuat baik kepadanya tanpa merendahkan dirinya yang bekerja sebagai pengantar makanan.
"Harga sewa bulanan rumahku sekitar Rp 997.000 dan karena itu aku harus bekerja untuk membayarnya. Beberapa waktu lalu, aku juga pernah menerima pertolongan dari Departemen Kesejahteraan Sosial, terakhir kali kira-kira enam bulan yang lalu," kata Radha.
Radha menyebutkan bahwa tidak ada yang perlu disesali menjadi seorang penyandang disabilitas. Selagi mau berusaha dan mencari jalan keluar dari keterpurukan, Radha yakin teman-teman disabilitas lainnya juga bisa hidup mandiri sepertinya.
(dfl/odi)