5 Fakta Sayur Lodeh yang Jadi Favorit Mantan Presiden Soekarno dan Soeharto

Kuliner Pusaka Indonesia

5 Fakta Sayur Lodeh yang Jadi Favorit Mantan Presiden Soekarno dan Soeharto

Riska Fitria - detikFood
Sabtu, 20 Agu 2022 16:00 WIB
Sayur lodeh
Foto: iStock
Jakarta -

Sayur lodeh jadi salah satu hidangan favorit di Istana Kepresidenan sejak zaman Soekarno. Ternyata sayur lodeh juga punya arti simbolis yang menarik.

Sayur lodeh adalah hidangan sayur khas Jawa. Terbuat dari aneka macam sayuran. Mulai dari nangka muda, kacang panjang, labu siam, daun melinjo dan lainnya yang diberi kuah santan.

Terciptanya sayur lodeh memiliki cerita sejarah. Setiap bahan yang digunakan memiliki simbol dan makna yang berarti khususnya bagi masyarakat Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayur lodeh juga merupakan lauk favorit presiden Soekarno dan Soeharto. Bahkan sayur lodeh menjadi menu hidangan yang wajib disuguhkan di Istana Kepresidenan hingga kini. Biasanya disajikan dengan tempe goreng dan sambal terasi.

Berikut fakta sayur lodeh:

1. Asal-usul Sayur Lodeh

Sayur lodehSayur lodeh merupakan bukti kreativitas masyarakat Indonesia di tengah perang. Foto: iStock

Dikutip dari Good News From Indonesia (03.04/20), sayur lodeh merupakan bukti kreativitas masyarakat Indonesia di tengah perang. Saat itu, Kerajaan Mataram sedang berperang melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Batavia.

ADVERTISEMENT

VOC kemudian menghancurkan lumbung-lumbung makanan milik Kerajaan Mataram. Karenanya, prajurit Mataram pun kelaparan karena lumbung makanan sudah hancur.

Tak hanya itu, VOC juga mengancam para juru masak yang membantu prajurit Mataram. Dari itulah para prajurit memutar otak dan memanfaatkan sisa bahan makanan.

Dari sisa makanan itu, tak disangka menghasilkan rasa yang enak. Yang memasak sayur itu pertama kali adalah salah satu prajurit Sultan Agung yang berasal dari Betawi.

Baca Juga: Resep Sambal Istimewa Ibu Tien Soeharto, Cocok Buat Makan Seafood

2. Penamaan Sayur Lodeh

Sayur lodehAda cerita menarik dibalik nama sayur lodeh. Itu berawal ketika teman-teman prajurit menanyakan apa nama makanan tersebut. Foto: iStock

Ada cerita menarik dibalik nama sayur lodeh. Itu berawal ketika teman-teman prajurit menanyakan apa nama makanan tersebut. Karena tidak tahu, prajurit dari Betawi pun menjawab 'Terserah lo deh'.

Nah, dari ketidaksengajaan itu, prajurit Mataram yang berasal dari daerah lain di Pulau Jawa mengira nama makanan itu sayur lodeh. Padahal maksudnya "Sesuai kamu saja mau dinamakan apa".

Namun menurut Sejarawan Fadly Rahman, hal tersebut masih harus dikonfirmasi kepada ahli linguistik, karena resep sayur lodeh juga pernah masuk dalam buku resep Belanda abad ke-19.

3. Jadi Makanan Pengusir Bala

Sayur lodehSayur lodeh saat itu harus dimasak dengan 7 bahan wajib. Foto: iStock

Dulu, sayur lodeh dipercaya sebagai makanan yang dapat mengusir wabah dan bala oleh masyarakat Jawa. Sayur lodeh saat itu harus dimasak dengan 7 bahan wajib.

Bahan-bahan tersebut ada mulai dari kluwih, cang gleyor (kacang panjang), terung, waluh (labu), godong so (daun melinjo), buah melinjo, dan tempe.

Karenanya, sayur itu juga dinamakan sayur lodeh 7 rupa. Masak sayur lodeh saat terjadinya bencana pun telah menjadi tradisi bagi masyarakat Jawa.

Namun menurut Fadly Rahman dan Kelik, Peneliti Sejarah Jawa, sayur lodeh untuk tangkal wabah, belum ada rujukan pasti berkaitan tradisi sayur lodeh 7 rupa damn relevansi dengan wabah.

Baca Juga: Resep Sayur Lodeh Jawa yang Sederhana dan Sedap

4. Filosofi 7 Bahan Sayur Lodeh

Resep Sayur Lodeh Kluwih Sayur-mayur yang jadi isian lodeh umumnya diambil dari kebun di pekarangan rumah. Masing-masing punya filosofi. Foto: Detikfood

Tak sekedar dicampurkan saja, sayur-mayur yang jadi isian lodeh umumnya diambil dari kebun di pekarangan rumah. Masing-masing punya filosofi, seperti berikut:

1. Kluwih : Kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne (Keluarga harus lebih diurusi dan diperhatikan)
2. Cang Gleyor (Kacang Panjang): Cancangen awakmu ojo lungo-lungo (Ikatlah dirimu jangan pergi-pergi)
3. Terong: Terusno anggone olehe manembah Gusti ojo datnyeng (Lanjutkan beribadah kepada yang maha kuasa, jangan kalau butuh saja)
4. Kulit Melinjo: Ojo mung ngerti njobone, ning kudu ngerti njerone babakan pagebluk (Jangan hanya lihat dari luar, tetapi harus mengetahui yang ada di dalam bencana)
5. Waluh (labu): Uwalono ilangono ngeluh gersulo (Hilangkan sifat mengeluh)
6. Godong so (daun melinjo): golong gilig donga kumpul wong sholeh sugeh kaweruh Babakan agomo lan pagebluk. (bersatu padu berdoa bersama orang yang salih, pandai soal agama, juga wabah penyakit).
7. Tempe: Temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah (Yakinlah dalam memohon pertolongan sang pencipta

5. Jadi Hidangan Wajib di Istana Kepresidenan

Common ingredients are young unripe jackfruit, eggplant, chayote, melinjo beans and leaves, long beans, green chili pepper, tofu and tempeh all cooked in coconut milk soups and sometimes enrichen with chicken or beef stock. The bumbu spice mixture includes ground chili pepper (optional, depends on desired degree of spiciness), shallot, garlic, candlenut, coriander, kencur powder, turmeric powder (optional), dried shrimp paste, salt and sugar.Sayur lodeh jadi hidangan wajib di Istana Kepresidenan. Foto: Getty Images/iStockphoto/PuspaSwara

Sayur lodeh sering disajikan di Istana Kepresidenan, baik untuk dinikmati oleh Presiden atau untuk jamuan makan tamu. Berawal dari Soekarno yang menyukai sayur lodeh.

Dikutip dari berbagai sumber, Ferdi Sjaiful dan Siti Anisha dari Istana Kepresidenan menyebutkan bahwa Bung Karno selalu minta dibuatkan sayur lodeh oleh koki Istana.

Sayur lodeh racikan Musthafa, Koki Istana saat itu ternyata cocok di lidah Presiden Soekarno. Bahkan Soekarno sering memperkenalkan sayur lodeh lewat jamuan makan.

Selain Soekarno, sayur lodeh juga merupakan favorit Soeharto. Hingga kini, sayur lodeh masih sering jadi menu yang selalu dihidangkan di Istana Kepresidenan.

Baca Juga: Sayur Lodeh 7 Rupa untuk Tangkal Virus Corona? Ini Penjelasannya

Halaman 3 dari 2
(raf/odi)

Hide Ads