Sunan Kudus memiliki cara unik dalam menyebarkan ajaran Islam melalui makanan. Bernama nasi jangkrik, hidangan ini punya banyak makna yang mengajarkan toleransi beragama.
Pada masa lampau, wali songo berupaya sangat keras untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia khususnya di tanah Jawa. Menyadari bahwa untuk menyebarkan agama Islam butuh cara-cara khusus agar diterima dengan baik, para wali punya caranya masing-masing untuk melakukan syiar.
Salah satunya adalah Sunan Kudus yang melakukan pendekatan dengan cara menyajikan makanan yang lezat. Tidak hanya sekadar lezat, nasi jangkrik yang menjadi makanan favorit Sunan Kudus ini juga sarat makna di balik bungkusan daun jatinya.
Selain dibuat mengenyangkan, elemen-elemen lauk pendampingnya disebutkan memiliki artinya masing-masing. Tidak hanya menggambarkan ajaran Islam tetapi ada juga makna-makna yang diambil sebagai maksud untuk mempersatukan berbagai agama yang dipercaya oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya.
Berikut ini 5 fakta nasi jangkrik kesukaan Sunan Kudus yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Asal usul nama yang unik
Awalnya nasi jangkrik juga disebut sebagai sego menoro karena selalu dibagikan setelah acara keagamaan di menara Kudus. Tetapi karena bentuknya yang kecil dan kini banyak diperjual belikan saat malam hari maka masyarakat Kudus menyebutnya dengan nasi jangkrik.
Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa nama 'Jangkrik' diambil dari ungkapan yang merupakan umpatan khas di Jawa Timur untuk mengekspresikan soal rasa, sikap atau hal lain yang mengejutkan. Salah satu penjual nasi jangkrik, Said, mengatakan bahwa nama 'jangkrik' muncul ketika ada salah satu hadirin di menara Kudus yang menyebut kata 'jangkrik' ketika pertama kali mencicipi nasi yang lezat ini.
Tetapi Said juga mengatakan selain itu nama nasi jangkrik juga diambil dari topping bawang goreng di bagian atas nasi. Warnanya yang cokelat dan kecil-kecil disebut mirip dengan bulu binatang jangkrik yang cokelat dan mengkilap.
2. Media dakwah
Nasi jangkrik dikenal disajikan dengan cara dibungkus daun jati dan porsi yang sangat kecil. Nasi jangkrik pada pertama kali kemunculannya juga dibagikan setelah Sunan Kudus menyelenggarakan acara keagamaan di menara Kudus.
Ternyata arti dari porsi yang kecil ini sengaja dibuat agar seluruh orang yang datang dapat mendapatkan secara rata. Selain itu melalui bungkusan nasi jangkrik, Sunan Kudus juga menyampaikan firman Allah SWT yang dijelaskan dalam Alquran.
Pada surat Al A'raf ayat 31 disebutkan bahwa Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Ayat Alquran ini yang biasanya akan disampaikan oleh Sunan Kudus setelah membagikan nasi jangkrik kepada hadirin yang ikut serta dalam acara keagamaan di malam tersebut.
Baca juga: Netizen Ini Mendadak Viral Setelah Bagikan Cara Kocak Masak Mie
Fakta tentang nasi jangkrik lainnya bisa dilihat pada halaman selanjutnya.
Simak Video "Mengunjungi Gereja Bersejarah Santo Sernin di Kota Toulouse, Perancis"
(dfl/odi)