Jajan Enak di Pujasera

Gurih Sedap Ayam Kalasan Legendaris di Pujasera Melawai

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 23 Jul 2022 14:00 WIB
5
" Murah meriah dan enak rasanya. Patut dicoba!" - odi
Foto: detikcom/Diah Afrilian
Jakarta -

Di kawasan Pujasera Melawai ternyata ada ayam goreng kalasan yang sudah hadir sejak tahun 1970an. Selain itu di sini juga ada pelopor nasi uduk goreng yang unik.

Dikenal sebagai tempat kulineran dan tempat hangout anak muda, kawasan Melawai ternyata menyimpan banyak kuliner yang mengejutkan. Salah satunya adalah Ayam Kalasan Pak De Marjo yang sudah berjualan sejak awal tahun 1970an.

Saat ditemui oleh detikcom (20/7) Pak Marjo sendiri mengungkapkan perjuangan bersama ayah angkatnya sempat harus berjualan sembunyi-sembunyi dari petugas Satpol PP. Hingga akhirnya kini Pak Marjo dan keluarganya mendapat bagian di kawasan Pujasera Melawai.

"Awalnya saya jualan di terminal, sejak terminal masih kecil lahannya belum seperti sekarang. Di dekat taman Martha Tiahahu itu dulu ada pom bensin yang kebakaran sampai akhirnya berhenti jualan sebentar. Waktu di sana juga harus kucing-kucingan sama Satpol PP. Mereka pulang, saya baru jualan," ungkap Pak Marjo.

Ternyata sejak Pak Marjo dan ayah angkatnya berjualan dengan tenda bongkar pasang, mereka sudah memiliki pelanggan tetap yang tersihir dengan kelezatan ayam gorengnya. Hingga kini banyak pelanggan setia yang masih terus datang ke Pujasera Melawai demi menyantap ayam kalasan buatan Pak Marjo.

Detail Informasi
Nama Tempat MakanAyam Goreng Kalasan Bapak Marjo
AlamatPujasera Melawai, Jalan Panglima Polim III, Melawai, Jakarta Selatan
No Telp0857 2454 4916
Jam OperasionalSetiap hari: 11.00 - 23.00
Estimasi HargaRp 18.000 - Rp 68.000
Tipe KulinerTradisional kaki lima
Fasilitas
  • Makan di tempat
  • Bawa pulang
  • Pesan online
  • Area merokok
  • Tempat parkir luas
Jauh sebelum tertata di pujasera, Pak De Marjo merupakan pedagang kaki lima yang banyak dipengaruhi oleh pergantian pemprov. Foto: detikcom/Diah Afrilian

'Korban' Pergantian Pemerintahan

Pak Marjo dan anaknya, Andjar, mengaku gerai ayam goreng kalasan mereka selalu mengalami perubahan yang signifikan setiap pergantian pemerintah Provinsi DKI Jakarta terjadi. Mulai dari masih semrawut, belum mendapat perhatian yang lebih hingga kini gerainya sudah tersusun rapi.

"Dulu di sini masih tenda, kita masih minim banget yang harus bongkar pasang tenda dan harus bawa-bawa gerobak dorong. Setiap perubahan Gubernur DKI Jakarta pokoknya ada aja rencana perubahan itu. Dibongkar, menjadi tenda lagi, dijanjikan dibangun lagi hingga seperti sekarang," kata Andjar kepada detikcom.

Tidak hanya bentuk gerainya saja, Andjar juga mengungkapkan adanya pembatasan waktu berjualan. Sebelum seperti sekarang, mereka dilarang berjualan sebelum pukul 18.00. Hal ini lantaran status para pedagang di Pujasera Melawai masih sebagai kaki lima yang diawasi secara ketat.

Kini Pak Marjo dan Andjar mengaku sistem yang diterapkan pada pedagang di Pujasera Melawai menjadi jauh lebih baik. Para pedagang sudah diperbolehkan buka dari pagi hingga malam hari.

Sistem yang berlaku sekarang juga meminimalisir pungutan liar dari oknum-oknum yang bisa berkali-kali mengganggu para pedagang. Para pedagang pujasera konon dibuatkan rekening tabungan untuk menampung pendapatan mereka yang setiap bulannya akan terpotong otomatis untuk pembayaran biaya sewa lahan jualan.

Pak Marjo dan Andjar merasa sistem pembayaran sewa yang sekarang tidak mengganggu keuntungan mereka. Membayar sewa sewajarnya dan tanpa ada biaya tambahan lain dirasa lebih meringankan para pedagang.

Habiskan 30 Ekor Ayam Kampung Sehari

Setidaknya ada 30 ekor ayam ungkep yang siap digoreng setiap harinya di etalase Pak De Marjo. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Ketika menyambangi kedai Ayam Goreng Kalasan Pak Marjo, kami melihat etalase berisi ayam kampung mulai kosong sebagian. Penasaran dengan jumlah yang bisa laris dalam sehari, Pak Marjo mengungkapkan bahwa biasanya mereka akan menyiapkan hingga 30 ekor ayam kampung yang sudah diungkep setiap harinya.

Jika sedang sepi, Pak Marjo mengatakan ia dapat menjual sekitar 20 hingga 27 ayam dalam sehari. Andjar mengatakan banyak pelanggan yang datang bahkan hanya untuk menikmati ayam goreng mereka tanpa menu pendamping lainnya.

Dirinya bahkan pernah melayani seorang pelanggan yang memesan tiga ekor ayam untuk disantap sendirian. "Saya pernah langsung melayani sendiri orang yang pesan tiga ekor ayam untuk dimakan sendirian. Saya sendiri yang goreng ayam-ayamnya. Pertama pesannya dua ekor, setelah habis minta tambah satu ekor lagi," ungkap Andjar.

Hal ini lantaran ayam goreng kalasan Pak Marjo memang memiliki rasa yang khas. Gurih sedap bumbu kalasannya meresap hingga ke bagian tulangnya. Bahkan setelah ditelan seolah ada rasa gurih yang tertinggal dan menempel pada dinding-dinding mulut.

Tekstur ayam gorengnya yang menggunakan ayam kampung dagingnya terasa begitu empuk dan kenyal. Bagian kulitnya yang digoreng hingga renyah membuat kelezatannya semakin sempurna.

Ada nasi uduk yang digoreng dan unik rasanya di halaman berikutnya.




(dfl/odi)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork