4 Fakta Sejarah Susu Kental Manis, Sudah Ada Sejak Abad 19!

Susu kental manis sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Produk ini banyak digunakan sebagai pelengkap hidangan untuk keluarga, di antaranya menu sarapan roti panggang hingga berbagai kreasi bubur tradisional.

Berdasarkan pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) susu kental manis termasuk ke dalam produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula, sehingga mencapai tingkat kepekatan tertentu. Hal ini sebagaimana tercantum di dalam Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan.

Sejarah Terciptanya Susu Kental Manis

Bicara sejarahnya, ternyata susu kental manis sudah ada sejak lebih dari 100 tahun silam, lho. Adapun sosok yang menciptakan pertama kali yaitu Gail Borden, seorang penemu amatir kelahiran New York, Amerika Serikat. Biar lebih jelas, yuk intip runutan perjalanannya sampai akhirnya susu kental manis ditemukan.

1. Tercipta Sebelum Abad ke-19

Inovasi susu kental manis lahir di tahun 1853. Foto: Shutterstock

Mengutip Texas Highways, inovasi susu kental manis kemasan kaleng dibuat pertama kali sebelum abad ke-19. Tepatnya tahun 1853 oleh Gail Borden. Kala itu, masyarakat masih ragu untuk mengonsumsi susu karena dianggap memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Susu yang langsung diminum dari sapi mengandung banyak bakteri.

Sementara jika disimpan maka akan cepat basi lantaran suhu yang cukup panas. Ditambah, di zaman tersebut lemari pendingin memang belum banyak digunakan, sehingga susu yang diperah dari sapi mudah rusak. Kemudian Borden menciptakan susu kental manis yang lebih awet dan tahan lama. Caranya dengan menghilangkan air di dalamnya, sehingga tekstur susu mengental.

2. Awalnya untuk Membunuh Bakteri

Ide awal Borden melahirkan produk susu kental manis datang saat ia berada dalam perjalanan kapal dari London menuju New York pada tahun 1852, seperti dilansir dari The Spruce Eats. Diketahui, waktu itu susu harus dikonsumsi dalam keadaan segar, mengingat belum adanya teknologi pendingin seperti sekarang. Dengan pertimbangan itu, maka para sapi ikut diangkut naik ke atas kapal untuk memenuhi kebutuhan susu bagi anak-anak imigran.

Namun ternyata membawa sapi dalam perjalanan bukan sebuah solusi, karena justru muncul masalah baru. Hampir seluruh sapi mengalami mabuk laut dan stres. Akibatnya sapi-sapi tersebut tidak bisa diperah susunya. Sedangkan di sisi lain Borden melihat ada banyak anak imigran yang kelaparan, terutama para bayi. Mereka butuh asupan nutrisi dari susu selama berada di perjalanan panjang tersebut.

Yang lebih parah, tidak sedikit sapi yang mati karena terinfeksi penyakit. Dan anak-anak yang mengonsumsi susu terkontaminasi itu pun banyak yang sakit. Karena itu, Borden pun tergerak melakukan eksperimen dengan membuat susu kental manis.

3. Melalui Banyak Kegagalan

Proses penemuan susu kental manis tidaklah mudah. Sebab Gail Borden harus melalui banyak trial and error, sebelum akhirnya menemukan formula susu kental manis yang tepat dan sesuai dengan yang diinginkan. Borden menyadari penyebab susu cepat basi karena mengandung banyak kuman dan bakteri, sehingga dia berusaha untuk memanaskannya.

Melansir Thevintagenews, di awal percobaannya Borden mencoba memanaskan susu di atas panci terbuka sampai sebagian besar air menguap dan hanya tersisa essense susu saja. Namun percobaan tersebut tidak berjalan lancar. Hasilnya tidak sesuai harapan karena warna susu malah berubah gelap.

Tidak kehabisan akal, Borden mencoba cara lainnya untuk membuat susu kental manis. Dia merebus susu menggunakan panci vakum dengan susu 136 derajat Fahrenheit atau sekitar 57 derajat Celcius. Tujuannya agar tidak merusak rasa susu kental manis, sekaligus mempertahankan warnanya.

Di samping itu, dia juga menambahkan gula ke dalamnya. Langkah ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri, sekaligus memperpanjang umur simpan susu supaya lebih awet alami. Usai melewati rangkaian perjalanan panjang, akhirnya Borden bisa mematenkan proses penguapan susu dengan tekanan rendah. Tidak lama setelahnya, dia juga mulai memberanikan diri memproduksi susu kental manis secara komersial pada tahun 1857, di Burrville, Connecticut, Amerika Serikat.

4. Populer di Era Perang Sipil US

Produk susu kental manis mulai dikenal di masa Perang Sipil Amerika. Foto: Shutterstock

Usai melakukan banyak eksperimen, Borden memberanikan diri untuk membuka pabrik susu kental manis dan menjualnya secara komersial. Sayangnya, 2 pabrik yang didirikan harus tutup karena masyarakat belum familiar dengan konsumsi olahan susu tersebut.

Beberapa tahun setelahnya barulah popularitas produk susu yang diciptakan Borden mulai naik. Puncaknya yaitu di era Perang Sipil Amerika tahun 1861. Kala itu, ia mendapat pesanan dalam jumlah tinggi, bahkan hingga ratusan kaleng susu kental manis.

Berdasarkan McGill, saat itu tentara Angkatan Darat Union (Union Army) membeli banyak produk susu kental dalam kemasan. Hal ini dengan mempertimbangkan kondisi para prajurit yang membutuhkan sumber energi yang praktis, aman dikonsumsi, dan awet untuk kebutuhan berperang.

Seiring dengan berjalannya waktu, inovasi susu kental dalam kemasan ini semakin dikenal luas oleh masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri, produk SKM dikonsumsi pertama kali oleh masyarakat pada tahun 1876. Saat itu olahan susu ini didatangkan melalui impor dari luar. Barulah selanjutnya, pada akhir tahun 1967 Indonesia mulai memproduksi susu kental manis.

Kandungan Susu Kental Manis

Saat ini masyarakat sudah tidak perlu khawatir soal keamanan susu kental manis. Sebab Kementerian Perindustrian telah menyatakan produk susu ini aman untuk dikonsumsi, karena sudah memenuhi standar dan mengantongi izin edar.

Adapun salah satu yang bisa dipilih yaitu susu kental manis dengan kemasan Full Cream Gold yang terbuat dari susu segar, dengan kandungan kalori sebanyak 130 kkal per sasetnya. Sehingga tak hanya menambah cita rasa, tapi susu kental manis juga dapat memberikan tambahan pasokan energi bagi tubuh. Apalagi di dalamnya terdapat multivitamin dan mineral yang baik untuk mendukung aktivitas harian.