Netizen TikTok ini bagikan video berisi brosur yang diterimanya dari sebuah restoran. Isinya mereka menyalahkan 'pekerja malas' atas kenaikan harga menu restoran itu.
Tiktokers yang mengunggah video melalui akun @roc_united itu telah memperlihatkan brosur restoran yang menyalahkan para pekerjanya atas kenaikan harga. Video unik ini langsung mencuri perhatian.
Melansir dailydot.com (27/06), di dalam brosur itu tertulis, "Karena pekerja malas berhenti tanpa pemberitahuan, dan ada inflasi gila, kami telah menaikkan semua harga sebesar 50% mulai 4 Juni."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara tidak langsung restoran di New Jersey, Amerika Serikat ini menganggap bahwa para pekerjanya malas dan memiliki kualitas buruk dalam bekerja. Pemilik restoran juga mengaku bahwa para pekerja itu telah berhenti tanpa pemberitahuan.
Sementara restoran menyalahkan pekerjanya, pada brosur, restoran tersebut juga mendorong pelanggan untuk melamar menjadi staf mereka dan membantunya untuk menurunkan harga lagi.
![]() |
Mereka menjanjikan beberapa fasilitas yang akan didapat oleh setiap orang yang melamar. Fasilitas tersebut termasuk bayaran dimulai dari $16 per jam atau Rp 240 ribu. Biaya ini dibagi atas dasar perhitungan upah $13 (Rp 195 ribu per jam) dan $3 (Rp 45 ribu) untuk keuntungan fasilitas yang bakal didapat.
Restoran juga menjanjikan bahwa mereka memiliki lingkungan yang baik, menyediakan makanan ringan gratis, dan gaji yang bagus dengan iming-iming akan menaikkan gaji sebesar $0,50 per tahun.
Jika pelamar sakit, restoran ini juga akan tetap membayar, selama ada catatan dokter. Namun sepertinya selebaran tersebut sangat mencurigakan. Semua hal yang dijanjikan oleh restoran tampak seperti kebohongan semata.
![]() |
Pasalnya di bagian bawah brosur ini tertulis, "Jangan ambil kertas ini!! Kamu akan mengajukkan tuntutan. "Video ini telah mengejutkan banyak orang dengan 1.1 juta penonton dan juga komentar netizen yang merasa bahwa restoran tersebut memberi 'fasilitas' di bawah standar.
Seorang netizen komentar, "Catatan dokter memang diperlukan tetapi 'manfaat yang besar' bukannya dari asuransi kesehatan?"
Netizen lain berpikir bahwa selebaran itu saja sudah menjadi 'red flag' dan bertentangan dengan janji restoran tentang 'lingkungan kerja mendukung.' Hingga kini belum ada kejelasan informasi soal benar atau tidaknya brosur restoran tersebut.
(aqr/odi)