Melihat potensi dari lahan nenek moyangnya, pasangan ini tidak hanya tinggal diam. Di tangan mereka lahan yang terbengkalai ini berhasil disulap menjadi 'hutan' yang subur.
Ada banyak daerah yang sebenarnya menyimpan kesuburan tanah yang luar biasa tetapi justru terbengkalai. Hal ini disebabkan karena penduduk lokal yang belum memiliki kemampuan untuk mengelola tanahnya.
Mengembangkan sebuah bidang tanah menjadi kebun yang subur memang cukup sulit dilakukan mengingat dibutuhkannya komitmen yang besar. Melihat potensi yang besar dari tanah nenek moyangnya, ada sepasang suami istri yang akhirnya tergerak untuk mulai menyuburkan kampung halamannya.
Hanya berbekal pengetahuan bercocok tanam yang alami, tidak disangka keduanya berhasil memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di sekitarnya. Kini hasil kerja kerasnya berhasil menyuburkan puluhan jenis tumbuhan.
![]() |
Mengutip melalui Grist (30/6) Kaipo dan Kapu merupakan sepasang suami istri yang tinggal di pulau Maui, Kepulauan Hawaii. Di kampung halaman Kaipo dan Kapu ini sumber makanannya hanya mengandalkan bahan-bahan yang impor saja.
Pasangan suami istri ini melihat adanya peluang besar dari lahan-lahan terbengkalai yang sebenarnya memiliki tanah yang subur. Berbekal pengetahuan bercocok tanam secara alami, Kaipo dan Kapu kini berhasil membuat hutan yang dipenuhi dengan tumbuhan-tumbuhan untuk dikonsumsi.
"Pertanian tradisional adalah proses memberi makan tanah agar nantinya tanah dapat memberi kita (manusia) makan," kata Kaipo.
Di hutan milik Kaipo dan Kapu ini seluruh tumbuhannya tidak ada yang diberi pestisida maupun penyubur kimia. Kaipo dan Kapu mengaku untuk merawat hutannya ini mereka memanfaatkan siklus bulan dan arah angin untuk menentukan perawatan yang harus diberikan padahutannya.
![]() |
Kini Kaipo dan Kapu telah berhasil membudidayakan puluhan jenis tanaman di hutannya. Ada 9 varietas alpukat dan kelapa, 3 jenis pisang, 6 jenis ubi hingga 27 jenis tanaman talas khas Kepulauan Hawaii.
"Cara ini sebenarnya hanya memanfaatkan siklus alam, semuanya hadir bersamaan dengan waktu ditambah pemberian nutrisi yang tepat untuk tanah. Aku hanya menjalankan sistem 'hutan makanan' yang diturunkan sejak zaman nenek moyang dan sudah seharusnya dilanjutkan untuk kelangsungan kampung halaman kami," ungkap Kaipo.
Hasil panen dari hutan ini bahkan juga diperjual belikan untuk penduduk sekitar dengan harga yang lebih murah dibandingkan makanan yang dijual di toko-toko. Mengajak penduduk Maui lebih mandiri untuk menyediakan makanannya juga menjadi salah satu tujuan mereka.
Kaipo dan Kapu menyayangkan jika penduduk Hawaii, terutama Maui, harus terus bergantung pada industri saja. Padahal sejak ratusan tahun lalu nenek moyang bisa menghidup seluruh penduduk kepulauan Hawaii dengan begitu baik.
Krisis pangan yang sempat melanda sejak awal pandemi lalu juga menjadi semangat bagi Kaipo dan Kapu untuk terus menyuburkan hutan makanan mereka ini. Jika hanya mengandalkan bahan makanan impor dikhawatirkan akan mengancam kesejahteraan penduduk Maui.
Simak Video "Bikin Laper: Sea Food Kuah Tom Yum yang Segar"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)