Virus penyakit mulut dan kuku (PMK) tengah merebak di hewan ternak. Masyarakat tak perlu khawatir, Kementerian Pertanian RI memberikan tips untuk mengolah daging sapi dari pasar.
Foot and Mouth Disease atau dikenal sebagai penyakit mulut dan kuku (PMK) tengah marak terjangkit pada hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau, domba dan lainnya. Di beberapa daerah Indonesia, banyak rumah ternak sedang waspada akan penyakit ini.
Mulai dari Jawa Timur hingga Lombok semuanya melaporkan peningkatan kasus PMK yang perlu diwaspadai pemilik ternak. Masa inkubasi dari PMK berada pada rentang 1-14 hari sejak hewan tertular hingga timbul gejala. Virus ini dapat bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu hewan, serta produk susu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus PMK sendiri memang tidak pernah 'loncat' atau menulari manusia, tetapi Kementerian Pertanian Republik Indonesia tetap menyarankan masyarakat melakukan penanganan dan pengolahan daging secara sempurna. Jika kedua hal itu dilakukan, maka virus PMK ini dapat menjadi inaktif.
Berikut ini 4 tips mengolah daging secara sempurna dari Kementerian Pertanian RI:
![]() |
1. Jangan dicuci sebelum diolah
Langkah awal ini masih banyak disalahpahami oleh para konsumen daging di Indonesia. Daging yang baru dibeli di pasar sebaiknya tidak dicuci bersih terlebih dahulu.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI menyarankan untuk merebus dahulu setiap daging yang baru dibeli di pasar dalam kondisi yang belum dicuci. Tidak perlu sampai lama atau empuk, daging dan jeroan cukup direbus selama 30 menit pada air mendidih untuk membunuh kuman dan bakteri yang menempel di atasnya.
Mencuci daging yang baru datang atau baru dibeli dari pasar dikatakan justru akan membuat kuman-kuman dan virus lebih mudah menyebar melalui air bekas pencucian yang mengalir. Mengutip detikfinance (9/6), Nasrullah selaku Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan juga mengatakan bahwa virus PMK pada daging sapi juga dapat mati pada suhu 50 derajat celcius.
2. Dinginkan dan bekukan
Jika daging masih belum mau dimasak, ada beberapa cara yang bisa dipraktikan di rumah. Pertama-tama pisahkan antara daging yang ingin digunakan dengan daging yang ingin disimpan.
Untuk daging yang disimpan sebaiknya dikemas dengan plastik yang bersih dan rapat kemudian simpan di dalam kulkas. Daging sapi bisa disimpan pada bagian chiller (pendingin) selama 24 jam atau bisa juga disimpan pada freezer hingga membeku untuk waktu penyimpanan yang lebih lama.
Untuk daging yang dibekukan tentunya tetap bisa digunakan kembali melalui beberapa cara yang tepat. Daging yang beku tidak disarankan untuk dicairkan di suhu ruang, tetapi dipindahkan dari freezer ke bagian pendinginan hingga mencair perlahan (thawing). Daging beku yang dibiarkan mencair pada suhu ruang justru dikatakan lebih mudah terkontaminasi lebih banyak bakteri.
Tips menangani daging secara sempurna lainnya bisa dibaca pada halaman berikutnya.
3. Jika membeli jeroan, pilih yang sudah direbus
Tidak hanya daging, jeroan juga menjadi salah satu bagian tubuh sapi yang digemari masyarakat Indonesia. Virus PMK yang sedang marak terjadi ini juga membuat kamu perlu teliti dalam menanganinya.
Sebagai bagian dari organ yang dilalui darah hingga kotoran, memilih jeroan harus yang paling bersih. Jika tersedia, disarankan untuk memilih jeroan yang dijual dalam kondisi sudah direbus.
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI menyarankan jika tidak tersedia jeroan yang sudah direbus sebaiknya langsung direbus selama 30 menit setelah tiba di rumah. Jeroan yang sudah direbus ini bisa langsung diolah atau didinginkan di dalam kulkas dan disimpan untuk diolah di hari berikutnya.
![]() |
4. Jangan membuang kemasan sembarangan
Digunakan sebagai pembungkus daging sapi atau jeroan yang masih dalam keadaan kotor, membuat kemasan plastik bisa terkontaminasi bakteri dan virus. Membuang bekas kemasan daging sapi dan jeroan ini dengan sembarangan hanya akan membuat kuman dan virus berpindah lebih mudah.
Sebelum dibuang ke tempat sampah, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyarankan untuk plastik-plastik kemasannya dibersihkan dan diolah terlebih dahulu. Kemasan bekas daging ini disarankan untuk dicuci menggunakan deterjen, pemutih atau bahkan cuka dapur untuk membunuh virusnya.
Setelah plastik bekas kemasannya benar-benar bersih, baru boleh dibuang ke dalam tempat sampah bersamaan dengan sampah yang lain. Hal ini semata-mata untuk mencegah penularan virus untuk mencemari lingkungan sekitar terutama ketika sudah masuk ke tempat pembuangan akhir.
(dfl/adr)