.webp)
Bekerja di restoran bergengsi, pria ini putuskan berhenti untuk meraih mimpinya sendiri. Ia membuka kedai ramen gaya Singapura hingga berhasil mendapat pengakuan Michelin Guide.
Kesuksesan bisa diraih siapapun yang gigih dan konsisten dalam berusaha. Contohnya Gwern Khoo, salah satu pendiri A Noodle Story yang gerainya berlokasi di Amoy Street Food Centre dan Guoco Tower.
Sejak 2013, ia bersama rekannya, Ben Tham merintis A Noodle Story. Usaha hawker centre ini tak bisa dipandang sebelah mata karena sejak awal begitu mencuri perhatian hingga laris diantre pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Channel News Asia (24/2/2022), awalnya Khoo bekerja sebagai chef di restoran peraih bintang Michelin Guide, Waku Ghin. Ia juga pernah bekerja di restoran-restoran lain peraih penghargaan seperti Jaan Par Andre dan Saint Pierre.
 Gwern Khoo mendirikan A Noodle Story pada tahun 2013 setelah punya cukup pengalaman bekerja di restoran bergengsi. Foto: Channel News Asia |
Setelah mengantongi banyak ilmu, Khoo memulai bisnis hawker pada tahun 2013. Motivasinya berawal dari kecintaan dirinya dalam membuat beragam menu dan menyajikannya untuk orang-orang dalam harga terjangkau.
"Saya selalu suka membuat hidangan baru. Saya sangat senang ketika orang-orang mendatangi saya dan bilang suka makanan saya," kata Khoo. Ia sengaja berjualan di hawker centre karena menurutnya biaya sewanya lebih rendah ketimbang harus sewa atau buat bangunan sendiri.
Alasan lain adalah, Khoo berharap bisa melestarikan budaya hawker centre Singapura di saat banyak anak muda di sana belakangan kurang tertarik melanjutkan bisnis ini.
Baca Juga: Berhenti Jualan Online, Penjual Makanan Kaki Lima Ini Malah Bangkrut
Meski sudah sukses, nyatanya Khoo tak mau berhenti belajar. Menurutnya selalu ada hal yang bisa diperbaiki dari hal yang sudah ia kuasai. "Belajar tidak berhenti ketika kamu menyelesaikan sekolah. Kelulusan hanyalah awal mula pelajaran seumur hidup," tuturnya.
 Meski sudah sukses, Khoo tak pernah berhenti belajar dan berbagi ilmu. Foto: Channel News Asia |
Ia tak segan membaca banyak buku resep, mencoba-coba resep di rumah, hingga ikut kelas masak. Khoo bahkan senang berkolaborasi dan tukar ilmu serta resep dengan chef-chef lain.
Belum lama ini pemerintah Singapura menobatkan Khoo sebagai penerima program SkillsFuture Fellowships di mana ia mendapat uang hingga SGD 10.000 (Rp 106,2 juta) untuk menambah ilmu dan kemampuannya.
Salah satu alasannya juga karena Khoo berhasil melewati masa-masa sulit berbisnis makanan di tengah pandemi Covid-19. Ia membuat A Noodle Story menjadi gerai pertama di Amoy Street Food Centre yang menyediakan layanan kirim makanan pada 2020.
"Tim kami mencari tahu kemasan makanan paling sesuai untuk kepentingan delivery hingga aplikasi yang memudahkan pesan makanan online," kata Khoo. Pihaknya lantas bekerja sama dengan GrabFood hingga Foodpanda.
Seiring pertumbuhan bisnisnya dengan berdirinya gerai kedua A Noodle Story di Guoco Tower, Khoo juga sibuk memperluas pengetahuannya dengan melihat topik-topik yang berkaitan dengan bisnis. Mulai dari soal pemasaran, branding, keuangan dan manajemen.
 Ramen gaya Singapura buatan A Noodle Story. Foto: detikfood |
Lantas apa sih keistimewaan hidangan A Noodle Story hingga gerai ini masuk rekomendasi Michelin Bib Gourmand Singapura pada 2016 dan 2017? Pihaknya menyajikan ramen gaya Singapura yang fresh dan homemade.
Tampilan ramen ini tidak seperti ramen Jepang, tetapi lebih mirip mie wonton ala Hong Kong. Mee wanton yang tipis dan kenyal diberi topping lengkap mulai dari char su, wonton, udang goreng berbalut kentang renyah, telur rebus setengah matang, dan daun bawang.
Perlu diketahui, char su, wonton, dan kaldu ramen A Noodle Story mengandung babi. Char su di sini istimewa karena dibuat menggunakan pork belly dari Spanyol. Pork belly dimarinasi lalu dimasak 36 jam dalam water bath hingga menghasilkan tekstur daging yang kenyal dan juicy.
Baca Juga: Ini Dia Ramen Gaya Singapura yang Dapat Pengakuan Michelin Guide!
(adr/odi)
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN