Berhenti makan sahur biasanya ditandai dengan waktu imsak. Ternyata istilah 'imsak' pertama kali dicetuskan oleh sejumlah ulama terdahulu. Begini sejarahnya.
Banyak yang salah kaprah mengenai pemahaman soal imsak. Di Indonesia, masyarakat mengenal imsak sebagai waktu berhenti untuk makan sahur dan memulai berpuasa.
Faktanya, imsak merupakan tanda bahwa akan memasuki waktu Subuh. Biasanya jarak antara imsak dan Subuh hanya berjarak 10 menit. Nah, waktu Subuh itulah waktu di mana sahur harus berhenti.
Waktu imsak diartikan sebagai lampu kuning atau peringatan bahwa akan memasuki waktu Subuh. Jadi, kamu masih diperbolehkan makan ketika waktu memasuki waktu imsak.
1. Imsak Dikenal sejak Zaman Nabi
Dikutip dari NU Online, istilah imsak sudah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Hanya saja pada saat itu tidak ada istilah khusus untuk menyebutkan.
Hal ini merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad melalui Anas bin Malik dari Zaid bin Tsabit: Sahabat Zaid bin Tsabit radiallah.
"Dahulu kami bersahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian beberapa saat beliau salat subuh,". Kemudian Anas bin Malik bertanya, "Berapa jeda waktu antara azan dan sahur?".
Ia menjawab, "Kira-kira rentang waktu membaca 50 ayat,". 50 ayat tersebut kemudian disimpulkan oleh sejumlah ulama memiliki perkirawaan waktu selama 10 menit.
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jakarta 1 Mei 2021
2. Dicetuskan oleh Ulama Terdahulu
Adanya waktu imsak dicetuskan pertama kali oleh para ulama terdahulu. Dengan adanya imsak diharapkan agar umat muslim tidak ada yang terlambat dalam menjalani sahur.
Selain itu, juga bisa dimanfaatkan untuk mempersiapkan waktu puasa. Misalnya sikat gigi, mandi dan waktu untuk mempersiapkan salat Subuh agar bisa salat berjamaah.
Baca Juga: Saat Imsak atau Subuh? Ini Waktu yang Tepat untuk Berhenti Sahur
(raf/odi)