Pempek merupakan salah satu jajanan daerah yang banyak diminati masyarakat. Makanan khas Palembang ini pun kini mudah didapatkan, mulai dari restoran hingga ke pedagang kaki lima.
Namun, sebagaimana makanan khas daerah pada umumnya, cita rasa makanan di daerah asal dengan yang ditemukan di perantauan kerap kali berbeda. Hal ini kemudian yang mendorong Desilia untuk mendirikan usahanya yang diberi nama Liologi Jajanan Palembang.
"Dulu awalnya karena kami sulit menemukan makanan khas Palembang yang sesuai dengan originalitas rasa khas asli Palembang. Sebagai orang Palembang asli, sulit rasanya untuk lepas dari makanan khas yang selalu menemani masa kecil kami," kata Desilia kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun kemudian mencoba dengan membuatnya sendiri sebagai makanan cemilan untuk dirinya dan keluarga besarnya. Tanpa diduga, keluarga Desilia terkesan dengan makanan buatannya dan mempromosikannya ke teman dekat. Sejak saat itu, orderan jajanan Palembang miliknya terus berdatangan.
"Di awal Februari 2020 mencoba untuk berjualan di area CFD Sudirman Jakarta. Alhamdulillah banyak yang suka dan menjadi langganan," ucapnya.
Selain pempek, Desilia pun menjual jajanan Palembang lainnya seperti tekwan, model, laksan, celimpungan, dan es kacang. Produk pempeknya juga bervariasi, seperti pempek telor kecil, pempek lenjer mini, pempek kulit crispy, pempek kapal selam, pempek lenjer panjang, dan pempek lenggang.
Selama menjalankan usahanya, Desilia berhasil menjual rata-rata 800 hingga 1.000 produk. Dari hasil penjualannya, Desilia mendapatkan pendapatan sekitar Rp 4,5 juta hingga Rp 6 juta per bulan. Tak hanya itu, Desilia pun telah berhasil membuka satu outlet di area teras GS Supermarket Jatibening Bekasi.
Diakui Desilia, usaha yang dijalankan ini pun tidak selalu berjalan lancar. Seperti ketika pandemi melanda pada Maret 2020, ia pun harus memilih untuk memprioritaskan keluarganya. Oleh karena itu, kegiatan berjualan yang biasa ia lakukan di Car Free Day (CFD) Sudirman harus ia lakukan dari rumah.
Terlebih selama pandemi, outlet miliknya menjadi salah satu yang terdampak. Pembeli yang datang ke outlet maupun yang pesan melalui aplikasi pesan antar mengalami penurunan. Desilia pun bertahan dengan keterbatasan kondisi yang tengah dialami.
"Saat ini masih mencoba untuk tetap bertahan melalui penjualan offline dan online meskipun pendapatan berkurang namun biaya sewa masih harus tetap berjalan sehingga kami harus berusaha lebih kuat lagi," katanya.
Untuk meningkatkan pengetahuan agar usaha miliknya agar tetap berjalan, Desilia pun mengikuti program pengembangan usaha 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' dari detikcom bersama Kraft Heinz Food Service.
"Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini, bisnis yang kami tekuni dapat berkembang dari waktu ke waktu, menciptakan produk berkualitas melalui pengembangan diri yang dibekali dari kolaborasi ini sehingga bisa membuka jalan baik bagi bisnis kami ke depannya," ujarnya.
Diakui Desilia, dirinya pun sangat terkesan dengan program ini dan membuatnya ingin terus belajar mengembangkan bisnisnya. Ia pun berharap dengan keikutsertaannya ini dapat membantu usaha miliknya menjadi berkembang dan terarah.
(fhs/odi)