Rendang akan diperkenalkan ke Eropa dengan membuka pabrik di Bulgaria. 'Rendang Goes to Europe' diluncurkan Jum'at (25/3) di Bali. Berikut ini sejumlah fakta termasuk pro dan kontra.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meresmikan proyek 'Rendang Goes to Europe' pada Jumat (25/03) di Bali. Proyek ini merupakan inisiasi dari Duta Besar RI untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania, Iwan Bogananta.
Dalam proyek ini, rendang akan diperkenalkan di Eropa dengan membuka pabrik rendang di Bulgarian di bawah perusahaan Bella Bulgaria. Rendang yang diproduksi di pabrik tersebut akan dipasarkan di negara-negara Eropa hingga Timur Tengah.
Peluncuran 'Rendang Goes to Europe' ini didukung banyak pihak tetapi ada sebagian yang kurang setuju. Terutama masyarakat Minang, Sumatera Barat yang kecewa lantaran peluncuran proyek ini tidak dilakukan di Sumatera Barat, melainkan di Bali.
Berikut ini beberapa fakta 'Rendang Goes to Europe' yang menuai pro dan kontra:
1. Bagian dari 'Indonesia Spice up The World'
Proyek 'Rendang Goes to Europe' merupakan bagian dari Indonesian Spice up The World (ISUTW) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2021. ISUTW sendiri merupakan gerakan nasional yang bertujuan meningkatkan nilai ekonomi pada sektor pariwisata, perdagangan dan investasi melalui industri gastronomi.
ISUTW merupakan program bersama lintas kementerian/lembaga untuk mendukung peningkatan kontribusi dan nilai tambah sub sektor kuliner bagi perekonomian nasional. Program ini memiliki target peningkatan jumlah ekspor bumbu/rempah sebesar USD 2 miliar dan 4.000 restoran Indonesia di mancanegara pada 2024.
'Rendang Goes to Europe' merupakan salah satu kegiatan dalam program besar Indonesia Spice Up The World'. Tak hanya melulu berupa rempah-rempah saja tetapi juga rempah dalam bentuk bumbu rendang dan bumbu masakan tradisional lainnya.
2. Pakar Kuliner William Wongso sebagai konsultan ahli
Dalam proyek 'Rendang Goes to Europe', Bell Bulgaria mengajak pakar kuliner William Wongso. Nantinya William Wongso akan membantu merancang teknis produksi rendang.
William Wongso mengatakan bahwa proses produksi dilakukan di Bulgaria, tetapi bahan baku beserta bumbunya akan didatangkan langsung dari Indonesia. Untuk proses pembuatannya akan sedikit berbeda.
Lantaran akan diproduksi dalam jumlah yang banyak maka proses produksi akan menggunakan mesin. Meskipun begitu, rasa dan kualitasnya akan diusahakan sama seperti buatan tangan.
Selain itu, William Wongso menegaskan bahwa rendang yang akan diproduksi dan dipasarkan di Eropa juga harus memiliki sertifikat halal.
Baca Juga: Keren! 'Rendang Goes to Europe' Hadirkan Pabrik Rendang di Bulgaria
Simak Video "Video Kisah Inspiratif: Tetap Produktif di Masa Pensiun Lewat Kreasi Rendang"
(raf/odi)