Muslim yang menyantap makanan halal akan mendapat banyak manfaat, salah satunya keberkahan. Makanan halal juga mudah didapat dan menyehatkan.
Jika dibandingkan, jumlah makanan halal sangat jauh lebih banyak dibandingkan makanan yang diharamkan. Artinya umat muslim sebenarnya tidak akan kesulitan mencari makanan halal.
Mencari dan mengonsumsi makanan halal adalah salah satu perintah Allah SWT yang tercatat dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 168-169:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah, 2: 168-169).
![]() |
Dirangkum dari Halal MUI (20/1) Allah SWT dengan tegas memerintahkan kepada umat muslim untuk hanya mengonsumsi makanan halal dan menjauhi makanan haram. Selain halal, makanan juga harus thoyib atau baik sehingga memberi efek kesehatan ketika dikonsumsi.
"Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik (yang halal), yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah (beribadah)." (Q.S. Al-Baqarah, 2:172).
Larangan menyantap makanan halal juga pernah dijelaskan lewat hadist Rasulullah SAW, "Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya)." (H.R. At-Thabrani).
Jika makanan dan minuman yang dikonsumsi halal dari segi dzatnya dan diperoleh dengan cara yang halal pula, maka makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut akan menjadi darah dan daging yang melahirkan energi positif serta memudahkan langkah seseorang melakukan amal-amal kebajikan yang mulia. Sebaliknya, jika makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut berasal dari barang haram atau diperoleh dengan cara yang dilarang agama, seperti mencuri, menipu dan merampok, maka ia akan menjadi energi negatif yang pada akhirnya menarik seseorang untuk cenderung kepada perbuatan-perbuatan maksiat.
Semua perintah Allah SWT tentang mengonsumsi makanan halal tentu mudah untuk dikerjakan. Allah SWT menghendaki kemudahan bagi kita, sebagai hamba-Nya yang beriman. Maka perintah Allah SWT kepada muslim untuk mencari dan mengkonsumsi makanan yang halal saja, pasti bisa dikerjakan.
"Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." [Q.S. Al-Baqarah, 2: 185].
Para ulama merumuskan Kaidah Fiqhiyyah yang menyebutkan: "Segala sesuatu itu pada dasarnya adalah halal atau boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya). Dan bahan konsumsi yang diharamkan itu hanya sedikit."
Disebutkan dalam Al-Qur'an beberapa makanan haram antara lain bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah SWT.
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah." (Q.S. Al-Baqarah, 2:173).
![]() |
Bahkan beberapa makanan haram yang disebut tersebut bisa menjadi halal ketika dalam keadaan terpaksa. Namun jika masih ada makanan lain sebaiknya tetaplah dihindari.
"Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-An'aam, 6:145).
Jadi tidak ada alasan lagi bagi muslim yang beriman untuk mencari rizki dan mengkonsumsi bahan makanan maupun minuman yang tidak halal.
(dvs/odi)