Usai Nganggur, Usaha Penjual Makaroni Malah Terdampak Pandemi

Usai Nganggur, Usaha Penjual Makaroni Malah Terdampak Pandemi

Muhamad Yoga Prastyo - detikFood
Minggu, 16 Jan 2022 10:35 WIB
Abstract background Close up Red Spicy Fried Macaroni Texture
Foto: Getty Images/iStockphoto/denik eka
Jakarta -

Usaha camilan pedas banyak disukai masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah makaroni goreng. Pemuda asal Ngawi, Jawa Timur, Nufanda Rheza Ashari pun ikut peruntungan dengan mendirikan usaha cemilan makaroni yang diberi nama Macaroni Boss.

Usaha Macaroni Boss ini didirikan karena ia menganggur selama delapan bulan setelah lulus dari bangku kuliah. Awalnya ia pun hanya mencoba-coba. Ia awali percobaannya dari dapur rumah. Ia buat makaroni goreng dengan rasa asin dan pedas.

Makaroni buatannya lalu dikenalkan pada teman-temannya. Hingga akhirnya ia pun berani berjualan di marketplace.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awal mula berdiri setelah lulus kuliah menganggur selama 8 bulan. (Awalnya) di dapur kecil milik rumah mama saya, menggoreng makaroni menu pertama saya dan diberi bumbu pedas dan asin. Saya tawarkan ke teman-teman saya dan masukkan ke marketplace, disitulah banjir orderan dan bertahan sampai sekarang," ujarnya pada detikcom.

Nufanda menawarkan menu yang variatif. Dari yang awalnya hanya makaroni dengan rasa asin dan pedas, kini tersedia juga menu seperti baso goreng (basreng), keripik kaca, keripik tempe, keripik usus, mie lidi, mie kriting, dan juga seblak.

ADVERTISEMENT

Camilan yang dijual juga masih terjangkau. Harganya berada di kisaran Rp 6 ribu sampai dengan RP 13 ribu tergantung dari varian yang dipilih.

Berawal dari niatnya yang hanya coba-coba, tak disangka bisnis camilan yang ia tekuni saat ini ternyata mempunyai pendapatan yang lumayan. Dalam sebulan, produk yang ia tawarkan bisa laku hingga 500 pcs dengan pendapatan sekitar Rp 3-5 juta per bulan.

Namun belakangan ini, usaha miliknya ikut terdampak pandemi. Pesanan makaroninya mengalami penurunan. "Karena banyak yang lebih mengutamakan makanan utama daripada camilan," ujarnya.

MakaroniMakaroni Foto: dok. Macaroni Boss

Ia kemudian memutar otak agar bisnisnya tetap berjalan. Salah satu cara yang ia lakukan yaitu dengan memberikan diskon dan potongan harga besar-besaran kepada para pelanggannya.

Ia juga mengembangkan pengetahuan bisnisnya dengan mengikuti program pelatihan pengembangan usaha seperti 'Kembangakan Usaha Kulinermu' dari detikcom dan Kraft Heinz Food Service untuk mendukung usaha kuliner Tanah Air agar bisa naik kelas.

Keikutsertaanya dalam program ini agar bisnisnya semakin dikenal. Selain itu, berdasarkan pengalaman yang diikutinya, ia mendapat ilmu baru dari program tersebut.

Ia berharap dengan mengikuti program ini bisa memberikan dampak positif bagi dirinya dari bisnis yang dimilikinya.

"(Harapannya) bisa memiliki banyak relasi dan ilmu lebih dalam lagi tentang mengembangkan bisnis cemilan ini," tutupnya.




(prf/ega)

Hide Ads