Tampilan seafood ini bikin orang-orang ngeri karena seperti jari kehitaman dengan cakar tajam. Gooseneck barnacles bisa dibanderol hingga Rp 3 juta per kg! Apa istimewanya?
Seafood yang umum kita kenal adalah kerang, lobster, kepiting, hingga udang. Tapi berbeda dengan seafood khas Spanyol dan Portugal ini. Bentuknya menyeramkan karena seperti jari monster!
Nama populernya gooseneck barnacles, percebes, atau Lucifer's fingers. Di balik tampilannya yang bikin bergidik ngeri, seafood ini bisa dibanderol lebih dari Rp 1,5 juta per 500 gram atau Rp 3 juta sekilogram. Harga ini bisa 7 kali lebih mahal dari Maine lobster!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keistimewaan gooseneck barnacles ada pada rasanya yang nikmat. Konon rasanya mengingatkan mereka akan lobster, kepiting, dan kerang. Gooseneck barnacles tak tumbuh sembarangan karena seafood ini hanya ada di zona pasang surut, termasuk di Spanyol dan pulau Vancouver.
![]() |
Mengutip Business Insider (14/12/2021), harga mahal gooseneck barnacles juga disebabkan oleh proses panennya yang sulit, bahkan mengancam nyawa. Pemanen gooseneck barnacles sudah menyadari betul risiko pekerjaan ini.
Setiap tahun rata-rata 5 pemanen gooseneck barnacles tewas ketika melakukan pekerjaannya. Namun hal ini tak menyurutkan keinginan Stevie dan Jordan untuk mengambil gooseneck barnacles.
Mereka harus menaiki perahu motor selama 15 menit untuk mencapai lokasi pulau penuh bebatuan di Vancouver yang merupakan habitat gooseneck barnacles. Setelah itu, mereka harus menunggu agak lama sampai ombak laut agak tenang.
Proses pemanenan gooseneck barnacles hanya bisa berlangsung ketika gelombang laut tengah surut. Durasi ini biasanya hanya beberapa jam dalam setiap harinya.
Kesulitan lain adalah karena gooseneck barnacles ditutupi air laut dan sangat berbahaya ketika diambil dari bebatuan. "Ini tidak seperti kamu memiliki jendela waktu 8 jam penuh untuk mengambil gooseneck barnacles sebanyak yang diinginkan, kamu hanya memiliki waktu sebentar dan kamu harus memaksimalkannya," kata Jordan.
![]() |
Butuh kehati-hatian ekstra saat mengambil gooseneck barnacles karena ketika ia tergelincir, nasibnya bakal berbeda. "Ini bukan seperti pekerjaan yang siapapun bisa melakukannya," tambah Jorban. Bekerja dengan tim kecil, mereka saling menaruh kepercayaan untuk melakukan tugas masing-masingnya dengan maksimal.
Konon gooseneck barnacles yang tumbuh di tempat yang lebih sulit dijangkau, memiliki daging yang lebih padat dan enak. Hal ini merupakan wujud penyesuaian mereka terhadap ombak yang lebih besar. Namun ini berarti juga gooseneck barnacles bakal lebih sulit dipanen.
Stevie menggunakan alat khusus seperti pisau dan alat mirip linggis untuk mencabut gooseneck barnacles dari batu. Setelah itu ia akan menarik seafood ini hati-hati dengan tangannya.
Proses ini juga tak sembarangan karena ia berusaha tidak menyakiti atau membahayakan organisme lain yang menempel di gooseneck barnacles. Sekaligus memastikan hasil panennya utuh.
Dari sekian banyak gooseneck barnacles yang sudah dipanen di Vancouver, biasanya kurang dari 10% yang layak dijual di pasaran. Jumlah sekali panennya juga dibatasi untuk mencegah panen berlebih yang merugikan lingkungan.
Setelah berhasil memanen, Stevie dan Jordan langsung membawa gooseneck barnacles ke restoran. Dibawanya dalam keadaan segar, tidak dibekukan karena teksturnya nanti jadi kurang enak dan berdampak pada harga jualnya yang lebih murah.
![]() |
Di pasaran gooseneck barnacles digolongkan dengan skala A, B, dan C berdasarkan kualitasnya dan daging yang mereka miliki. "A berarti tampilan gooseneck barnacles masih bagus dan penuh dengan daging," kata Jordan.
Biasanya gooseneck barnacles diolah dengan minim bumbu supaya rasa aslinya tetap menonjol. Rasanya seperti 'lautan'. Karenanya biasanya gooseneck barnacles hanya direbus dengan tambahan sedikit garam.
Di Vancouver sendiri, gooseneck barnacles sudah menjadi sumber makanan tradisional selama ratusan tahun. Harganya bakal lebih mahal saat musim panas dan musim liburan dimana banyak orang memilih makan gooseneck barnacles.
(adr/odi)