5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku

5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku

Riska Fitria - detikFood
Senin, 29 Nov 2021 18:00 WIB
5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku
Foto: Materi Presentasi Maulana Ibrahim, Ternate
Jakarta -

Maluku Utara memiliki kebudayaan dan tradisi yang sarat akan makna. Termasuk juga kulinernya yang ada di acara adat seperti saro-saro pernikahan

Terdiri dari ribuan pulau, Indonesia kaya akan keberagaman budaya dan kuliner. Seperti di Maluku Utara yang dijuluki 'The Spice Island' karena dikenal sebagai penghasil rempah-rempah.

Dalam acara 'Moloku Kie Raha' yang dilakukan secara online bersama Aksara Pangan (28/11/21), Maulana Ibrahim selaku Akademisi dari Universitas Khairun, Ternate mengatakan bahwa Maluku Utara tersohor akan akan cengkeh dan palanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain rempah-rempah, Maluku Utara juga memiliki keanekaragaman kuliner. Bahkan masyarakat Maluku memiliki tradisi saat menyajikan makanan dalam acara spesial seperti saro-saro pernikahan.

Saro-saro sendiri merupakan tradisi makan dalam acara pernikahan. Tradisi ini ditandai dengan memohon doa dan harapan untuk kedua mempelai pengantin.

ADVERTISEMENT

1. Tata Letak Makanan Adat Ternate

5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku Foto: Materi Presentasi Maulana Ibrahim, Ternate

Di Maluku Utara, makanan yang disajikan dalam acara adat dikenal dengan sebutan ngogu adat. Ngodu adat dalam acara saro-saro pernikahan memiliki tata letak yang persisi.

Berbagai kuliner yang disajikan srikaya, nanasi, kobo, tamelo, jaha, dada, adi dan aneka ikan-ikanan dengan berbagai bumbu. Semua makanan ditata berjajar di atas meja panjang.

Maulana Ibrahim mengatakan bahwa hidangan tersebut untuk mempersatukan kedua mempelai ketika proses saro-saro. Jenis makanan dan tata letak makanan memiliki filosofi dan makna tersendiri.

Baca Juga: HUT Bikin Laper ke-2, Ncess Nabati hingga Mike Ethan Cicip Makanan Seluruh Indonesia

2. Filosofi Ngogu Adat

5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku Foto: Materi Presentasi Maulana Ibrahim, Ternate

Maulana Ibrahim menjelaskan bahwa dada atau nasi kuning yang disajikan menggunung secara filosofi dimaknai sebagai lambang gunung kerajaan dengan kekuasaan yang tegak berwibawa.

Kemudian ada jaha, hidangan seperti lontong yang terbuat dari beras biasa, beras ketan dan santan. Ukurannya bisa mencapai 30-50 cm. Jaha tersebut disajikan berbentuk piramida.

"Jaha posisinya disimbolkan sebagai armada laut kerajaan Ternate yang siap tempur. Posisinya maju ke depan menyerang," ujar Maulana Ibrahim.

Sementara hidangan yang terbuat dari ikan-ikan dimaknai sebagai kekayaan laut yang berlimpah. Minimal ada empat jenis bumbu ikan yang akan disajikan dada atau nasi kuning.

3. Makanan Disajikan per 4 Orang

5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku Foto: Materi Presentasi Maulana Ibrahim, Ternate

Lebih lanjut, Maulana Ibrahim menjelaskan bahwa makanan yang disajikan dalam sebuah wadah itu untuk per 4 orang. Misalnya pada hidangan dada atau nasi kuning.

Dalam satu wadah dada itu akan dibagi untuk empat orang. "Jadi kalau ada 4 dada, maka itu untuk 16 orang yang duduk di situ," ujar Maulana Ibrahim.

Biasanya akan ada orang yang bertugas membagikan makanan tersebut menjadi empat. Petugas itu mengenakan mengenakan topi kuning atau disebut juga sebagai prajurit bertopi kuning.

Baca Juga: Air Guraka, Minuman Jahe Merah Khas Maluku Utara untuk Perkuat Imunitas

4. Kepala Meja Hanya Boleh Ditempati oleh Imam

5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku Foto: Materi Presentasi Maulana Ibrahim, Ternate

Dalam penyajian ngogu adat di atas meja yang panjang ada bagian yang disebut kepala meja, yakni bagian yang berada di paling depan. Kepala meja itu tidak bisa ditempati oleh sembarang orang.

Maulana Ibrahim menuturkan bahwa orang yang boleh duduk di kepala meja adalah imam atau guru. "Betapa pentingnya orang berilmu di Ternate. Karenanya ditempatkan di kepala meja," tuturnya.

Imam atau guru itulah yang akan memimpin untuk membaca doa. Sebab bagi masyarakat Maluku, makanan bukan hanya untuk perut dan lidah tetapi ada nilai-nilai spiritual.

"Ada nilai-nilai spiritual yang diterjemahkan dalam budaya kehidupan sehari-hari untuk kemaslahatan umat," ujarMaulanaIbrahim.

5. Menu Makanan Sehari-hari di Maluku

5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku5 Fakta Ngogu Adat, Makanan dalam Acara Adat Maluku Foto: Materi Presentasi Maulana Ibrahim, Ternate

Keberagaman pangan di Maluku Utara tidak hanya pada acara-acara adat, tetapi juga pada menu sehari-hari. Ada banyak beberapa menu yang biasa dikonsumsi masyarakat Maluku.

Mulai dari gohu ikan, ikan asam pedas dan lontong sayur yang khas. Kondimen dalam lontong sayur terdiri dari telur sambal goreng, kuah bumbu ikan dan serundeng.

Selain itu juga ada nasi kuning yang disajikan dengan mie goreng, ikan maskring kayu utuh, sambal goreng telur. Kemudian ada juga aneka kue-kue tradisional.

Baca Juga: 7 Makanan Khas Maluku yang Wajib Dicicip Para Wisatawan

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)

Hide Ads