Chef Khulood Atiq bangga menjadi chef wanita pertama di Uni Emirat Arab. Ia punya mimpi besar untuk memperkenalkan makanan UEA agar dikenal dunia.
Uni Emirat Arab (UEA) punya chef wanita pertama yakni Chef Khulood Atiq. Sebelumnya, para juru masak didominasi kaum pria. Sebagai chef wanita pertama di UEA, Chef Atiq merasa senang sekaligus tertantang untuk memperkenalkan serta mengolah makanan khas UEA yang bisa diterima masyarakat dunia.
Dilansir dari TravelDine (6/10) Chef Atiq juga didapuk sebagai duta besar dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Ia ditugaskan untuk membuat makanan UEA bisa dinikmati banyak orang di manapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chef Khulood Atiq yang dibesarkan di Dubai ini sudah tertarik dengan dunia kuliner sejak masih kecil. Ibunya yang melihat bakat sang anak sejak masih berusia 8 tahun ini kemudian memasukkan Chef Atik pada lembaga kursus memasak. Benar saja, Chef Atiq tumbuh sebagai anak yang terbiasa dengan kegiatan masak di dapur.
Ia pernah menjadi asisten chef, kemudian pernah juga bekerja sebagai chef spesialis masakan Arab di hotel Jumeirah Mina A'Salam di Dubai. Pada tahun 2011, dia menulis buku Sarareed, sebuah buku masak dengan lebih dari 80 resep khas UEA.
![]() |
Kini Chef Atiq menjadi pelatih chef di seluruh UEA untuk hidangan tradisional Emirat.
"Saya sangat bangga menjadi koki wanita pertama di UEA, dan itu membuat saya merasa sangat puas," katanya.
Menurut Chef Atiq makanan Emirat benar-benar berbeda dari makanan Arab atau masakan Timur Tengah lainnya karena lebih mirip dengan masakan Asia Timur. "Setiap masakan memiliki rasa yang unik dan berbeda. Bumbu utama pada makanan Emirat adalah kunyit, kapulaga, lemon kering, ghee Emirat, dan campuran rempah-rempah Emirat," beber Chef Atiq.
Ada beberapa makanan khas UEA yang ingin diperkenalkan Chef Atiq seperti maleh yakni ikan asin khas UEA, kemudian ada juga prosopis yakni makanan yang dibuat dari pohon ghaf.
Chef Atiq berharap semakin banyak wanita yang tertarik menjadi chef profesional. Selama ini di UEA para juru masak didominasi pria, padahal kemampuan memasak makanan tradisional UEA dimiliki juga oleh wanita.
Kedepannya, Chef Atiq ingin terus mempromosikan makanan UEA sekaligus mempromosikan profesi menjanjikan dari seorang chef.
"Saya bisa bekerja di dapur profesional sekaligus menjadi ibu. Saya mengambil kerja shift pagi agar saya bisa memasak di rumah ketika anak-anak pulang sekolah. Saya juga akan mengambil cuti ketika akan liburan. Menjadi chef wanita sangat menyenangkan," pungkas Chef Atiq.
(dvs/odi)