3. Lebah
![]() |
Konsumsi madu yang dihasilkan dari lebah memang sudah biasa. Tetapi di beberapa negara bukan lagi madu yang dikonsumsi namun lebahnya sendiri yang bisa diolah dan dijadikan sebagai hidangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di negara-negara Asia, Afrika, Australia, Amerika Selatan hingga Meksiko seringkali menjadi serangga ini sebagai hidangan yang lazim untuk dikonsumsi. Biasanya lebah muda yang belum memiliki sengat akan dipilih untuk dimasak dan dihidangkan sebagai lauk makan di rumah-rumah.
4. Semut
Ukurannya yang sangat kecil membuatnya kerap dipandang sebelah mata hanya sebagai serangga yang mengganggu. Ternyata semut justru mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan telur ayam yang dipercaya sebagai sumber protein yang baik.
Dalam 100 gram semut merah diketahui terkandung 14 gram protein yang bisa didapatkan jika dikonsumsi. Bahkan hampir 48 gram kalsium juga ada di dalamnya. Semut juga menjadi serangga yang padat nutrisi dengan kandungan kalori dan karbohidrat yang begitu rendah.
5. Belalang
![]() |
Belalang menjadi serangga yang paling populer untuk disajikan di berbagai tenda-tenda gerai kaki lima khusus makanan ekstrem. Belalang memiliki banyak jenis yang juga menentukan kandungan proteinnya. Di negara-negara seperti Thailand dan yang lainnya, belalang yang digoreng kering banyak dijajakan di tenda kaki lima.
Tidak hanya digoreng kering, belalang juga diolah dengan berbagai bumbu misalnya seperti kari dan bumbu-bumbu lainnya. Bahkan saat disajikan tanpa bumbu sekalipun, belalang sudah memiliki cita rasa gurih yang khas.
6. Lalat
Tidak sepopuler serangga lainnya, tetapi lalat memang cukup awam untuk dikonsumsi di beberapa negara. Lalat memiliki jenis-jenis khusus yang menentukan varietas mana yang bisa dikonsumsi dan yang tidak bisa dikonsumsi.
Rasa dari lalat sendiri sangat ditentukan oleh habitat atau tempat tinggal mereka. Bahkan tempat di mana lalat tersebut banyak hinggap dikatakan dapat memengaruhi rasanya yang menyerupai bebek atau seperti rasa ikan.