Anak-anak sekarang punya tabungan
![]() |
Diakui Icha, modal untuk berjualan makanan berasal dari kantong pribadinya. Namun keuntungan dari jualan dibagikan untuk anak-anak.
Icha mengatakan, "Sejauh ini anak-anak yang terlibat ada 7. Saat pembuatan kue ataupun es lilin, semuanya terlibat. Tapi saat penjualan ga semua terlibat, hanya yang udah gede aja."
Anak-anak tersebut berada pada rentang umur 4 tahun (belum sekolah) sampai umur 12 tahun (kelas 1 SMP). Mereka semangat berjualan karena bisa menabung sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sebagian yang langsung ditabung ke mama saya (mama saya yang bertanggung jawab pegang uang anak-anak), ada juga yang uangnya dibawa pulang dikasih orang tua masing-masing. Untuk tabungannya kita catat di pembukuan, sesuai hari, tanggal, dan jumlah uang yang ditabung," sambung wanita pemilik usaha butik Bertua Boutique ini.
Masak dan makan bareng jadi agenda anak-anak kompleks
![]() |
Selain berjualan makanan, Icha dan anak-anak kompleks sering masak dan makan bersama di rumahnya. "Untuk hasil jualan yang ga laku pun kita makan sama-sama," katanya.
Terkadang anak-anak kompleks itu membawa piring beserta lauk masing-masing dan makan di rumahnya. Lalu saat mereka tidak mood jualan, mereka tetap berkegiatan seru di rumah Icha.
"Main piano, congklak, ngobrol, nyanyi-nyanyi atau ada juga yang main HP," kata Icha. Menurutnya anak-anak ini memiliki orang tua yang dua-duanya bekerja.
Icha mengatakan, "Jadi yang mengawasi mereka hanya 'mba' mereka saja, bahkan ada juga yang nggak diawasin siapapun di rumahnya. Jadi sering main dan jajan sembarangan."
Karena inisiatif jualan makanan yang seru ini, anak-anak kompleks rumah Icha pun sekarang merasakan hal positif. "Syukurnya mereka sekarang sudah nggak jajan sembarangan lagi dan sudah punya tabungan masing-masing," tutup Icha.
Baca Juga: Jualan Es Lilin Sampai Malam, Kisah Bocah Bali Ini Menginspirasi
(adr/odi)