Pakar kuliner Nusantara, William Wongso bicara soal trik mempromosikan kuliner Indonesia ke mancanegara. Menurutnya, Indonesia bisa mencontek strategi yang dilakukan Thailand.
Dalam konferensi pers virtual (8/4) peluncuran Pawon Om Will, William Wongso mengungkap pandangannya soal trik promosi kuliner Indonesia. Ia bicara berdasarkan pengamatan dan pengalamannya selama puluhan tahun melakukan diplomasi gastronomi ke luar negeri.
William Wongso mencontohkan keberhasilan Thailand dalam mempromosikan kuliner khasnya seperti tom yum, pad thai, hingga som tam yang kini mendunia. Menurut William Wongso, hal ini tak lepas dari peran serta pemerintah Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Contohnya tahun 2000-an, Thaksin Shinawatra (perdana menteri Thailand) saat itu menargetkan Thailand punya 9 ribu restoran Thailand yang tersebar di dunia. Dampaknya, ekspor bahan baku dari Thailand pasti gencar," kata penulis buku Flavours of Indonesia ini.
William Wongso melanjutkan, "Dalam tiga tahun, restoran Thailand di dunia melonjak jumlahnya sampai 13 ribu dari sebelumnya 5 ribu saja. Saat ini ada lebih dari 25 ribu restoran Thailand di seluruh dunia."
Hal ini secara tidak langsung juga membuat ekspor bahan baku makanan Thailand kian melonjak tajam. William Wongso memperkirakan jumlahnya bisa mencapai miliaran dollar. "Dampaknya ekonomi kerakyatan," sambung pria ramah ini.
Strategi serupa juga dilakukan Korea Selatan yang kini kuliner khasnya juga mendunia. William Wongso mengatakan, "Indonesia belum melakukan ini. Cari bumbu Korea gampang di sini, cari bumbu Indonesia di luar negeri susahnya setengah mati."
![]() |
Baca Juga: Nasi Padang Jadi Alat Diplomasi Indonesia untuk Dunia, Mungkinkah?
Salah satu program yang sudah berjalan adalah Indonesia Spice Up The World yang telah digiatkan Akademi Gastronomi Indonesia pada tahun 2015. William Wongso mengatakan pentingnya memperkenalkan bumbu Indonesia lebih dulu sebelum memperkenalkan masakannya.
"Sebesar apapun dana yang disiapkan pemerintah, mendirikan rumah makan Indonesia di luar negeri itu tidak akan langgeng. Dananya akan habis dalam waktu singkat. Jadi kita perkenalkan dulu bumbu Indonesia, kita ajarkan secara aplikasi bukan resep. Kalau kita kasih resep rendang, yang bahannya banyak, bikin pusing, bisa dibuang (oleh orang luar negeri yang membacanya)," ujar William Wongso.
Setelah pandemi Covid-19 mereda, William Wongso mengatakan rencana Indonesia Spice Up The World untuk 'membumbui' Afrika. "Kita memperkenalkan bumbu Indonesia autentik ke pengusaha rumah makan. Komoditas bumbu dan rempah harus diperkenalkan lebih dulu, diimbangi dengan aplikasi bumbu itu," tambahnya.
Mengenai kuliner Indonesia yang ideal untuk dipromosikan ke luar negeri, William Wongso mengatakan makanan Indonesia sangat banyak sehingga tidak mungkin semuanya diperkenalkan.
![]() |
"Vietnam, misalnya, ada pho dan banh mi. Lalu Thailand ada som tam, tom yum, dan lain-lain. Masakan Indonesia apa dong? Kalau kita memperkenalkan zaman sekarang yang diinginkan masyarakat dunia itu, rasa yang autentik," ujarnya. Ia mencontohkan sate, soto, dan rendang bisa jadi pilihan pas.
Namun sebelum bicara jauh soal promosi kuliner Indonesia ke mancanegara, William Wongso menyoroti langkah kecil yang bisa dilakukan di dalam negeri lebih dulu. "Mencari ahli masak Indonesia itu sulit, karena di SMK (jurusan kuliner) saja mempelajari masakan luar negeri," ujarnya.
"Masakan daerah sebaiknya jadi kurikulum utama di SMK tiap daerah. Kita juga perlu tukar ahli masak antardaerah ke daerah lain, kita sangat kekurangan guru masakan daerah Indonesia. Ini cara dasar untuk memperkenalkan kuliner Indonesia lebih luas lagi," pungkas William Wongso.
Baca Juga: Trik Jitu Diplomasi Kuliner Indonesia di Luar Negeri Menurut Pakar
(adr/odi)