Makanan Tinggi Garam Bikin Otak Lemot, Ini Penjelasan Peneliti

Makanan Tinggi Garam Bikin Otak Lemot, Ini Penjelasan Peneliti

Devi Setya - detikFood
Rabu, 24 Feb 2021 15:30 WIB
Annoyed woman, funny student with laptop computer playing holding pen between nose and lips as mustache looking up thinking playful bored after working long hours isolated light blue white background
Foto: iStock
Jakarta -

Garam memang bisa membuat makanan jadi lebih enak. Tapi sebuah penelitian mengungkap makanan tinggi garam bikin otak jadi lemot.

Dalam porsi cukup, garam memang membuat rasa makanan jadi lebih lezat tetapi jika berlebihan dapat menimbulkan efek buruk. Selain berpotensi mengundang hipertensi, makanan tinggi garam juga diklaim membuat kesehatan otak terganggu.

Dilansir dari ABC.Net (23/2) para peneliti menemukan fakta bahwa garam dapat menyebabkan gangguan kognitif pada otak tikus, dan hal ini bisa juga terjadi pada manusia. Jika terus menerus mengonsumsi garam berlebih maka bukan tidak mungkin kalau fungsi otak juga akan menurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

garamMakanan Tinggi Garam Bikin Otak Lemot, Ini Penjelasan Peneliti Foto: Istock

Costantino Iadecola, direktur Feil Family Brain and Mind Research Institute di Weill Cornell Medicine di New York, mengatakan tim peneliti memberi makan tikus dengan 8 hingga 16 kali asupan garam normal mereka. Kemudian tikus tersebut menjalani tes perilaku, dan tidak butuh waktu lama bagi para peneliti untuk mengamati efek diet tinggi garam pada tikus.

"Setelah sekitar tiga bulan, tikus menjadi gila," kata Dr. Iadecola. "Tikus menjadi sangat atraktif, mereka lama kelamaan kehilangan kemampuan untuk mengenali objek normal."

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Dr. Iadecola menjelaskan tikus-tikus ini juga kesulitan mencari tempat yang nyaman bagi mereka. Demikian juga perihal kebiasaan tikus yang sering membuat sarang, hal ini tidak bisa dilakukan lagi.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal terbaru Nature Neuroscience, hal ini menunjukkan bahwa manusia akan mengalami respons serupa jika mengonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi.

Berdasarkan data yang ada, orang Australia ternyata cenderung mengonsumsi garam dua kali lipat lebih banyak dari porsi direkomendasikan. Kebanyakan asupan garam ini diperoleh dari sumber makanan olahan. Dr. Iadecola mengatakan perkiraan dua sendok teh garam yang rata-rata dimakan orang Australia setiap hari dapat memengaruhi fungsi otak dalam jangka panjang.

Namun, penurunan fungsi otak ini mungkin tidak seagresif yang terlihat pada tikus. "Efeknya mungkin selama bertahun-tahun dan mungkin beberapa dekade - dibandingkan dengan beberapa bulan untuk tikus," kata Dr Iadecola.

Profesor Bryce Vissel, direktur pusat ilmu saraf di Universitas Teknologi Sydney, mengatakan studi terbaru ini menunjukkan bagaimana garam menyebabkan disfungsi kognitif. "Ini menunjukkan bahwa garam menyebabkan perubahan kekebalan yang mendalam di usus yang efeknya menjadi autoimun pada otak," katanya.




(dvs/odi)

Hide Ads