Di balik kenikmatannya, nasi kapau punya sejarah panjang. Racikan nasi, sayur, dan beragam lauk khas Minang ini lahir dari suatu nagari atau desa bernama Kapau.
Nama nasi kapau mungkin belum sepopuler nasi padang, tapi soal kenikmatannya tak perlu diragukan. Nasi kapau menawarkan pilihan lauk yang lebih beragam dibanding nasi padang.
Mengenai asal-usulnya, nasi kapau berasal dari Desa Kapau atau sering disebut juga Nagari Kapau. Lokasinya ada di kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Nagari Kapau merupakan nagari terkecil dari tiga nagari di kecamatan tersebut. Luasnya sekitar 475 hektar. Nagari Kapau bisa ditempuh sekitar lima kilometer dari pusat kota Bukittinggi.
Sejarah nasi kapau
![]() |
Nasi kapau diperkirakan sejarawan Fadly Rahman sudah ada sejak abad 19, ketika zaman kolonial. Jejaknya beriringan dengan tradisi merantau dan berdagang di kalangan masyarakat Minang.
Para wanita yang ditinggal suaminya merantau kala itu mendirikan usaha rumah makan. Mereka menawarkan nasi dan aneka lauk khas Minang, namun ada beberapa jenis lauk yang hanya ada di Kapau seperti gulai kapau dan tambusu.
Selain dijual di wilayah Kapau, para wanita ini juga membuka warung cukup jauh dari wilayah asalnya. Fadly menyebut warung-warung nasi kapau banyak terlihat di Pasar Payakumbuh pada tahun 1911.
Penyajian nasi kapau zaman dulu tak beda dengan yang saat ini sering kita lihat. Puluhan lauk ditaruh di wadah, kemudian disusun bertingkat dengan posisi penjual nantinya lebih tinggi. "Kemudian masyarakat makan berguyub bersama. Pedagang dan penikmat makanan juga saling berinteraksi," kata Fadly beberapa waktu lalu.
Nasi kapau lebih dulu dikenal dibanding nasi padang
Dari rentetan sejarah ini pula, Fadly menyebut nasi kapau adalah racikan asli atau genuine dari nasi padang yang banyak kita kenal sekarang. Lauk-pauknya sama seperti yang terdokumentasikan pada masa kolonial.
Selain di wilayah Kapau sendiri, nasi kapau juga banyak dijajakan di pasar-pasar wilayah Bukittinggi sejak zaman dulu sampai sekarang. Penjual membuka lapau atau kedai nasinya di bangunan permanen atau seperti lapak tenda saja.
Di Bukittinggi, bahkan ada pasar Los Lambuang yang terkenal dengan deretan penjaja nasi kapaunya. Los Lambuang konon sudah ada sejak 1980. Ciri khas di sini, ragam lauk khas Kapau disusun dalam baskom besar.
Penjual nantinya mengambil lauk-lauk itu dengan sendok panjang, kemudian pembeli bisa duduk di bagian bawahnya. Pakar kuliner Minang, Reno Andam Suri, menyoroti keunikan dari Los Lambuang. Biasanya warung makan akan menampilkan nama uni peracik atau pemilik rumah makan.
"Hampir seluruhnya pakai nama uni, Uni Pit, Uni Lis. Dan ciri khas lainnya bangunannya berwarna biru, warna kebanggaan masyarakat Bukittinggi," ujar Uni Reno dalam acara webinar beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Nasi Padang atau Nasi Kapau, Mana yang Lebih Dulu Dikenal?