Masyarakat Indonesia khususnya warga Brebes patut bangga karena telur asin sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Semoga telur asin tetap dan semakin eksis.
Telur asin termasuk makanan tradisional kuno yang punya usia ratusan tahun. Pada Oktober 2020, akhirnya telur asin ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) oleh Kemdikbud Indonesia.
Dalam sidang yang digelar pada 6-9 Oktober 2020, telur asin akhirnya resmi dinobatkan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda. Kabar baik ini tentu menjadi kebangaan bagi masyarakat Indonesia yang sudah sangat familiar dengan telur asin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dilansir dari CNN Indonesia (15/10) Fitra Arda Sambas, Direktur Perlindungan Kebudayaan, Kemendikbud menjelaskan syarat untuk mendapatkan status warisan budaya tak benda.
"Seperti kita ketahui bahwa Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang akan ditetapkan, paling tidak berupa tradisi dan ekspresi lisan, seni pertunjukan, adat-istiadat masyarakat, ritual, dan perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, dan atau keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional," ungkap Fitra.
Dalam hal ini, telur asin merupakan tradisi kuliner yang mengandalkan keterampilan masyarakat secara tradisional mengolah produk kuliner autentik. Di Brebes, sebagian besar masyarakatnya menggantungkan mata pencaharian sebagai pengrajin dan penjual telur asin.
1. Sejarah telur asin
Industri telur asin di Brebes sudah berjalan sejak ratusan tahun lalu. Dilihat dari sejarahnya, dulu masyarakat China mengolah dan menyajikan telur asin sebagai bagian dari sembahyang yang ditujukan pada Dewa Bumi.
Lambat laun rasa telur asin yang gurih lezat ini menjadi disukai banyak orang. Telur asin pun perlahan dibuat dalam jumlah banyak untuk dikonsumsi dan juga dijual. Kemendikbud menyebut komersialisasi telur asin sudah berlangsung sejak 1950-an.
2. Memiliki makna penting
Bagi masyarakat Brebes, telur asin bukan hanya sebatas makanan. Olahan telur bebek ini sudah dianggap sebagai warisan turun temurun dan dianggap memiliki makna sangat penting.
Apalagi telur asin berhasil membuktikan eksistensinya sebagai makanan universal. Telur asin bisa diterima berbagai pihak dari berbagai strata sosial
3. Proses pembuatan
![]() |
"Proses pembuatan telur asin merupakan kerja kolegial. Dari mulai pemilihan telur itik yang berkualitas, pembuatan bahan-bahan untuk pengasinan serta proses pengasinan," kata Fitra.
Pembuatan telur asin secara tradisional masih terus dilakukan hingga saat ini. Dan prosesnya memang tidak bisa digantikan dengan mesin. Artinya, ada sentuhan tradisi yang dilakukan secara turun temurun yang langsung melibatkan masyarakat.
4. Telur asin Brebes yang istimewa
Telur asin asal Brebes sudah lama dikenal dengan ciri khas tampilan dan rasanya. Bagian kuning telur terang berminyak dengan tekstur yang masir.
Rasa asinnya pun khas, tidak berlebihan dan membuat eneg. Hal ini dipengaruhi banyak faktor, termasuk bahan baku dan proses pengolahannya.
Selain varian original, masyarakat Brebes mulai mengkreasikan telur asin menjadi berbagai varian termasuk telur asin bakar. Telur asin juga telah lama dijadikan oleh-oleh khas Brebes.
5. Status WBTb diharapkan membuat telur asin makin eksis
![]() |
Dengan status barunya sebagai Warisan Budaya Tak Benda, telur asin diharapkan bisa terus lestari. Label ini sekaligus bisa menjadi ajang promosi agar telur asin semakin eksis dan dikenal luas. Bukan hanya secara nasional, tapi juga masuk dalam pasar mancanegara.
Sebelum telur asin, sejak 2013 -2020 sudah ada sekitar 1.239 kebudayaan Indonesia yang ditetapkan menjadi WBTb, beberapa diantaranya datang dari bidang kuliner. Termasuk kapurung dari Luwu Utara, ayam betutu dari Bali dan rendang dari Sumatera Barat.
Simak Video "Video: Rendang akan Diusulkan ke UNESCO"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)