Masyarakat Papua punya garam alami yang bahan bakunya bukan air laut. Garam ini jauh lebih alami dan berasal dari sumber yang eksotis. Ada garam yang keras bagai batu.
Kalau kita banyak menggunakan garam laut untuk tambahan bumbu masak, maka berbeda dengan masyarakat Papua. Beberapa suku asli di Papua mengandalkan garam yang berasal dari tanaman. Setidaknya ada 3 jenis garam alami asal Papua yang populer dijadikan bumbu masak.
Chef Charles Toto atau akrab disapa Chef Toto menjelaskan pada kami soal 3 jenis garam alami asli Papua. Garam alami ini dijadikan bumbu pada aneka masakan. Dan kini bahkan garam alami asal Papua sudah dilirik warga Eropa untuk jadi campuran bumbu yang sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut tiga jenis garam alami asli Papua.
1. Garam dari daun
![]() |
Masyarakat suku Korowai di Selatan Papua kerap mengandalkan garam yang diolah dari daun. Garam ini dimanfaatkan karena Suku Korowai tinggal di kawasan rawa yang jauh dari laut sehingga tidak mudah mengambil dan mengolah air laut menjadi garam
"Mereka tidak punya bumbu lain, saya pikir Tuhan menitipkan mereka jenis daun yang menciptakan rasa asin seperti garam," ujar Chef Toto.
Daun ini dikenal dengan sebutan daun Dan oleh masyarakat sekitar. Daun ini jenis daun rotan kecil yang bisa dibuat jadi garam. Prosesnya daun dikumpulkan dan diikat padat memanjang atau dianyam lalu dibakar di bara api hingga jadi arang kemudian dibungkus menggunakan daun palem. Daun inilah yang dijadikan garam dan juga obat batuk oleh masyarakat suku Korowai.
2. Garam dari pelepah pohon
![]() |
Garam yang kedua yakni garam yang berasal dari pelepah nipah atau jenis tanaman mangrove palem yang secara lokal disebut tanaman bobo. Garam dari pelepah pohon ini banyak dimanfaatkan oleh suku Iwaru di Sorong Selatan.
Chef Toto menjelaskan tanaman bobo tumbuh di air payau yakni antara air laut dan air sungai. Pohon ini kemudian diambil bagian pelepahnya atau bagian dalam pohon untuk diambil intinya.
Bagian inilah yang menghasilkan rasa asin serta digunakan sebagai campuran masakan. Chef Toto bersama rekan-rekan komunitas Jungle Chef berencana membuat hak paten untuk jenis garam ini karena sudah banyak yang meliriknya sebagai komoditas komersil.
"Kita harus buat jadi hak paten. Jangan sampai orang-orang mengakui dan mengcopy paste apa yang kami temukan," ujar Chef Toto.
3. Garam dari kolam garam
![]() |
Di Lembah Baliem dengan ketinggian 1800-3000 mdpl ada sumber air garam alami yang airnya dimanfaatkan untuk menjadi bumbu masakan. Untuk mengambil air garam ini, masyarakat mengandalkan pelepah pisang yang direndam air garam lalu dikeringkan dengan cara dibakar.
Prosesnya sangat panjang karena pelepah pisang ini dikeringkan hingga menjadi abu lalu dibungkus pelepah pisang yang diasap selama 3 bulan. Nantinya garam ini akan menjadi keras seperti batu dan warnanya hitam pekat. Garam hitam inilah yang jadi bumbu masakan.
Uniknya, garam hitam ini berhasil diolah menjadi putih atas bantuan dari Seniman Pangan dan Javara yang berbasis di Jakarta. Garam hitam ini juga jadi incaran banyak orang luar negeri yang menghindari garam laut karena tercemar mikro plastik.
(dvs/odi)