Yohanes Adhijaya, Baker Muda dari Bandung yang Jago Bikin Ragi Alami

Roti Manis Kekinian

Yohanes Adhijaya, Baker Muda dari Bandung yang Jago Bikin Ragi Alami

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Jumat, 28 Agu 2020 13:30 WIB
Yohanes Adhijaya
Foto: Instagram yohanesadhijaya
Jakarta -

Yohanes Adhijaya kini tekuni dunia pastry dan baking. Ia sukses mendirikan kursus baking Ragi dan membuat inovasi peuyeum tart sebagai oleh-oleh khas Bandung.

Indonesia punya banyak baker muda yang berbakat dan inovatif. Salah satunya Yohanes Adhijaya yang berasal dari Bandung. Pria 27 tahun ini bahkan sudah banyak dikenal masyarakat, terbukti dari followers di Instagram pribadinya yang mencapai lebih dari 18 ribu.

Kepada detikFood (27/8), Yohanes bercerita soal kursus baking online yang ia jalani sekarang bersama rekannya. Juga soal inovasinya dalam menemukan olahan peuyeum yang kekinian. Olahan ini sekarang jadi salah satu pilihan oleh-oleh dari kota kembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta menarik soal Yohanes dan beberapa penjelasannya soal tren roti saat ini:

1. Ambil jurusan pastry saat kuliah

Yohanes AdhijayaYohanes Adhijaya Foto: Instagram yohanesadhijaya

Pria 27 tahun ini menamatkan kuliahnya di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung atau dulu dikenal dengan nama NHI. Ia mengambil jurusan pastry di sana.

ADVERTISEMENT

Sekarang Yohanes fokus berkarir sebagai pengajar di Ragi, sebuah kursus baking online dan konsultan bakery yang berbasis di Bandung. Pria yang hobi bersepeda ini menjalankan Ragi bersama 3 pengajar lainnya.

Secara rutin mereka mengadakan kelas online. Rata-rata 4 kali seminggu dengan pilihan materi berbeda-beda. Harga per kelasnya dibanderol Rp 1 juta per orang.

Baca Juga: Baker Muda Ini Sukses Jual 400 Korean Garlic Cheese Bread Tiap Hari

2. Ajarkan proses pembuatan ragi alami

Yohanes AdhijayaYohanes Adhijaya Foto: Instagram yohanesadhijaya

Ciri khas Yohanes saat mengajarkan pembuatan roti pada peserta kelasnya adalah merekomendasikan penggunaan ragi alami. Ia menyebut ragi ini lebih sehat karena tidak bikin kembung saat makan banyak roti.

"Kita selalu ajarin bikin ragi alami. Sampai ke diaplikasikan ke resep roti, jadi yang bikin beda itu karena namanya ragi ya, kita concern ke raginya yang sehat alami," tutur Yohanes.

Ia menjelaskan, "Ragi alami itu ngembangnya emang kurang cepat. Sementara ragi instan itu bikin adonan ngembang cepat tapi gluten di tepungnya itu nanti belum terurai dengan baik. Jadi kalau kita makan, suka kembung."

3. Tren Hokkaido milk bread

Yohanes AdhijayaYohanes Adhijaya Foto: Instagram yohanesadhijaya

Tak hanya dipakai untuk membuat sourdough, ragi alami juga dimanfaatkan Yohanes untuk membuat Hokkaido milk bread yang tengah tren.

Roti manis ini berasal dari Jepang. "Yang bikin beda tuh bahannya kita pakai tepungnya dari tepung Jepang. Teknik pembuatannya juga. Teksturnya milky dan lembut banget," kata Yohanes.

Ia menjelaskan proses pembuatan Hokkaido milk bread dengan ragi alami memang lebih sulit tapi kualitasnya dijamin lebih baik. "Beda di lama waktu pembuatannya. Kalau pakai ragi alami lebih lama. Tapi lebih sehat. Di kelas kita ajarin 3 varian Hokkaido milk bread yaitu original, black sesame, dan ubi ungu," tambah Yohanes.

4. Prediksi tren roti

Yohanes AdhijayaYohanes Adhijaya Foto: iStock

Saat ditanya soal tren roti ke depannya, Yohanes mantap menjawab pannettone. Berupa roti Italia yang identik dengan Natal dan Tahun Baru. "Pannettone yang bakal meledak karena ini roti perayaan akhir tahun" tuturnya.

Ia bahkan sudah berencana membuka kelas online pannettone mulai September. Dalam pembuatan roti ini, Yohanes mengatakan tingkat kesulitannya ada di adonan pannettone yang sangat lembek. "Juga biangnya, beda sama sourdough biasa," jelas Yohanes.

Ada juga eclair yang diprediksinya makin populer. Sebab pastry khas Prancis ini bisa dipadukan berbagai topping sehingga tampilannya semakin cantik.

5. Cerita di balik peuyeum tart

Yohanes AdhijayaYohanes Adhijaya Foto: Instagram peuyeumtart.id

Hal menarik lain dari sosok Yohanes adalah inovasinya akan peuyeum. Ia mengolahnya jadi serupa egg tart dengan sebutan peuyeum tart.

"Berangkat dari pengin bikin brand oleh-oleh, dan punya mimpi bikin brand oleh-oleh. Tapi bingung mau apa. Di Bandung kan paling terkenalnya peuyeum. Tapi kebanyakan orang nggak suka karena rasanya fermented, aromanya terlalu kuat. Jadi aku bikin seperti egg tart, tapi pakai peuyeum," katanya. Inovasi ini juga bertujuan membuat rasa peuyeum bisa diterima di lidah banyak orang.

"Dan aku udah tes, orang lebih suka peuyeum tart daripada peuyeum aslinya. Good-lah bisa membawa kota Bandung yang katanya kota kuliner jadi bikin tren oleh-oleh juga," pungkas Yohanes. Tampilan peuyeum tart buatannya juga cantik, dengan kemasan kotak bersifat personal.

Baca Juga: Japanese Milk Bun Ngetren, Baker Ini Banjir Pesanan Sampai PO 2 Minggu!




(adr/odi)

Hide Ads