Ini Pedoman Makanan Pendamping ASI dari IDAI, Kemenkes, dan WHO

Ini Pedoman Makanan Pendamping ASI dari IDAI, Kemenkes, dan WHO

Tim detikcom - detikFood
Selasa, 04 Agu 2020 08:30 WIB
Preparing Fruit Ice Cream on Stick in Domestic Kitchen
Foto: iStock/Ini Pedoman Makanan Pendamping ASI dari IDAI, Kemenkes, dan WHO
Jakarta -

Bayi pada usia lebih dari 6 bulan kebutuhan energi dan nutrisinya tidak dapat tercukupi oleh pemberian air susu ibu (ASI) saja. Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sebaiknya mulai dilakukan ketika bayi menginjak usia 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam situsnya melalui Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan panduan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi orangtua.

Pada usia 6-9 bulan, menu MPASI yakni menu pure atau saring dan mashed (lumat). Pada usia tersebut, bayi dapat memindahkan makanan dari satu sisi mulut ke sisi lainnya. Selain itu gigi depan bayi mulai tumbuh. Bayi juga dapat menelan makanan dengan tekstur yang lebih kental. Beri makanan 2-3 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan. Banyaknya MPASI per porsi 3 sendok makan hingga setengah mangkuk ukuran 250 ml.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk bayi usia 9-12 bulan, bayi dapat merapatkan bibir ketika disuapi untuk membersihkan sisa makanan di sendok. Bayi juga dapat menggigit makanan dengan tekstur lebih keras, sejalan dengan tumbuhnya gigi.

Karena itu menu makanan pendamping ASI yakni minced (cincang halus), chopped (cincang kasar) dan finger foods. Beri makanan 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan. Banyaknya setengah mangkuk ukuran 250 ml.

ADVERTISEMENT

Pada usia 12-23 bulan, bayi sudah bisa diberi makanan keluarga. Pada usia ini, bayi dapat beradaptasi dengan segala macam tekstur makanan, namun belum dapat mengunyah secara sempurna.

Bayi mulai beradaptasi dengan segala menu makanan yang diberikan, termasuk makanan keluarga. Beri makanan 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan. Banyaknya yakni 3/4 hingga satu mangkuk penuh ukuran 250 ml.

Untuk protein nabati dan hewani diberikan sejak usia 6 bulan. Telur, daging, dan ikan diberikan dalam keadaan benar-benar matang. Pemberian jus buah dan madu tidak disarankan untuk anak berusia di bawah 1 tahun. Hindari pemberian makanan dengan kadar lemak tinggi, pemanis, dan penyedap rasa tambahan.

Sementara itu, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan menyebutkan menu MPASI sederhana untuk bayi kurang dari 9 bulan yakni misalnya dengan telur cincang. Proses cincang membantu memberikan tekstur lembut pada telur sehingga mudah dikonsumsi oleh bayi yang baru mengenal makanan pendamping ASI tanpa mengganggu saluran pencernaan mereka yang masih sensitif.

Sedangkan bayi kurang dari 18 bulan yakni bubur tim halus yang mudah dikonsumsi dan dicerna oleh bayi. Bubur tim juga dapat dikombinasikan dengan ati, ikan, dan berbagai jenis sayuran seperti wortel dan brokoli.

WHO dalam situs resminya merekomendasikan agar bayi menerima makanan pendamping ASI 2-3 kali sehari antara 6-8 bulan dan meningkat menjadi 3-4 kali sehari antara 9-11 bulan dan 12-24 bulan. Tekstur MPASI usia 6-8 bulan lumat kental, 9-12 bulan dengan tekstur lembek, dan usia 12-24 bulan anak-anak boleh diberikan makanan keluarga.




(nwy/pal)

Hide Ads