Kesultanan Utsmaniyah atau dikenal juga dengan kesultanan Ottoman, punya banyak warisan kuliner yang makanannya populer hingga sekarang.
Dikenal dengan sebutan Ottoman, dinasti Islam yang satu ini berjaya selama 600 tahun di wilayah Turki, Eropa Tenggara hingga Timur Tengah. Beberapa sultan dari pemerintahan Ottoman memiliki banyak makanan kesukaan yang menarik untuk dibahas.
Dimulai dari abad ke-15 banyak warga yang dipekerjakan sebagai koki dapur untuk membuat banyak makanan. Bahkan kesultanan Ottoman pernah memiliki 1,000 pegawai yang khusus bekerja di dapur besar untuk menyiapkan aneka minuman, camilan, makanan khusus untuk sultan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Ranker (28/06), ada lima makanan yang digemari oleh beberapa sultan di Ottoman yang populer hingga sekarang.
Baca Juga: Baklava, Kue Khas Turki Masa Ottoman Disajikan di Pekan Kebudayaan Aceh
1. Baklava
![]() |
Jadi salah satu makanan khas Turki yang mendunia, camilan manis ini ternyata merupakan makanan yang disukai para sultan. Tampilannya yang menawan dengan topping kacang, sirup, dan selai membuat kue ini masuk ke dalam dessert termewah pada masanya.
Baklava sendiri sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan dipercaya dikembangkan pada masa Assyrian kuno. Di Instanbul Imperial Palace, baklava jadi hidangan yang wajib dibuat dan rasanya harus enak. Sementara di tahun 1473 ditemukan tulisan tentang cara membuat baklava.
Meski usianya sudah ribuan tahun tapi popularitasnya masih tinggi. Bahkan hingga saat ini orang Turki masih menganggap bahwa baklava merupakan makanan mewah yang hanya bisa disantap oleh orang kaya setiap harinya.
2. Doner Kebab
![]() |
Banyak orang yang tak bisa menahan rasa lapar mereka ketika melewati gerai kebab karena aroma daging panggangnya yang harum dan menggugah selera.
Siapa sangka kebab yang jadi jajanan kaki lima populer di wilayah Timur Tengah dulunya merupakan makanan yang digemari Sultan Abdul Azis pada era abad 19. Dulu Sultan Abdul paling sering membeli kebab untuk dibawa pulang dari salah satu penjual kebab di Turki.
Kini popularitas doner kebab masih tidak tertandingi. Tak hanya di Timur Tengah, kebab disukai di negara Barat sampai Asia. Potongan daging kambing atau sapi yang sudah dibumbui kemudian ditambah dengan sayuran dan bahan lainnya.
3. Borek
![]() |
Selain baklava yang jadi makanan mewah saat Kesultanan Ottoman, ada juga borek yaitu pastry renyah dengan rasa gurih sedap bentuk segitiga yang berisi keju, daging kambing dan sayuran. Camilan yang satu ini juga jadi favorit para sultan.
Sampai sekarang borek masih disukai banyak orang di Turki. Lebih dari 500 tahun lalu Sultan Mehmet memilih makan malam dengan borek ditambah isian daging ayam. Sementara sultan lainnya memakan borek dengan bahan-bahan yang diimpor.
Borek juga sering disajikan untuk menjamu tamu-tamu kenegaraan. Seperti di tahun 1649 contohnya ketika salah satu sultan Ottoman menyajikan borek dengan tambahan daging cincang, buah aprikot kering, kurma dan kacang sebagai menu makan malam jamuan resmi.
4. Kopi Turki
![]() |
Membahas tentang budaya ngopi pada masa Kesultanan Ottoman, ada banyak lika-liku mulai dari boikot kafe yang menyediakan kopi hingga menjadi salah satu minuman nasional yang populer sampai sekarang.
Pada abad ke 16 lalu, salah satu gubernur dari Yemen mengenalkan kopi kepada Sultan Suleiman yang langsung menyukainya. Kemudian kopi dengan cepat terkenal di seluruh Istanbul sampai abad ke -17, Sultan Murad IV memutuskan untuk melarang semua orang meminum kopi.
Untungnya larangan ini tidak bertahan lama dan kini kopi Tukri menjadi salah satu minuman wajib yang tak boleh terlewatkan jika berada di Istanbul. Rasa dari kopi Turki ini cukup enak dengan konsistensi kental.
5. Sultan's Delight
![]() |
Tak hanya di Indonesia, hidangan bubur juga cukup diminati pada masa Kesultanan Ottoman. Salah satunya yang terkenal hingga sekarang ada Sultan's Delight, hidangan ini dibuat dari campuran daging rebus dengan tambahan pasta terong.
Sekilas tampilannya mirip seperti bubur pada umumnya. Namun menurut sejarah yang ada makanan satu ini dikenalkan oleh seorang koki asal Afrika yang memasaknya untuk Sultan Abdulazis.
Namun banyak yang menyebut bahwa hidangan ini merupakan hidangan khas Agama Katolik sehingga sempat menua pro dan kontra. Meski begitu makanan ini tetap berhasil merebut hati sultan dan digemari banyak orang sampai sekarang.
Baca Juga: Budaya Ngopi di Kafe Ternyata Sudah Ada di Dunia Sejak Berabad Lalu
(sob/odi)