Ini 5 Fakta Tape Uli Cisalak yang Populer Sejak 63 Tahun Lalu

Ini 5 Fakta Tape Uli Cisalak yang Populer Sejak 63 Tahun Lalu

Riska Fitria - detikFood
Rabu, 24 Jun 2020 13:30 WIB
Tape Uli Cisalak 1957
Tapi Uli Cisalak 1957 Foto: iStock
Jakarta -

Tape Uli Cisalak dikenal legendaris karena sudah ada sejak 1957. Sang pemilik menceritakan sejarah pertama kali didirikan hingga sampai saat ini masih menjadi buruan.

Tape Uli merupakan makanan tradisional khas Betawi. Biasanya penjaja tape uli menawarkan dagangan dengan pikulan keliling kampung dan gang. Tape uli kini mungkin agak sulit ditemukan. Namun, di tengah maraknya makanan modern dan kekinian, masih ada yang mempertahankan usaha tape uli.

Adalah Tape Uli Cisalak yang sudah dikenal sejak tahun 1957. Dalam sebuah diskusi online (23/6) bersama Penulis dan Praktisi Kuliner Harry Nazarudin, pemilik bisnis tape uli tersebut menceritakan bagaimana awal didirikannya Tape Uli Cisalak yang berpusat di Jl. Raya Jakarta-Bogor KM 31,9.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diskusi itu dilakukan melalui Live Instagram @kangharnaz. Harry Nazarudin turut mengajak generasi ke-2 dan ke-3 dari bisnis Tape Uli Cisalak. Tape uli cisalak dikenal dengan ulinya yang lembut gurih sementara tapenya legit dengan sedikit air. Makin enak saat dipadukan dalam sekali suap.

Berikut ini 5 fakta menarik tentang Tape Uli Cisalak.

ADVERTISEMENT

1. Pertama Kali Didirikan

Tape Uli Cisalak 1957Tape Uli Cisalak 1957 Foto: Instagram @Erikkartanegara

Dalam Instagram live yang dilakukan oleh Harry Nazarudin, generasi ke-2 Tape Uli Cisalak, Linda Sari Wiharja menceritakan bagaimana pertama kali bisnis tape uli itu dimulai. Tape Uli Cisalak memulai usahanya 63 tahun lalu.

Itu berawal dari ibu mertuanya yang sangat pandai membuat tape uli. Kemudian, cara membuat tape uli itu diturunkan ke anaknya, Suryawan Kertanegara yang kini adalah suami dari Linda Sari. Suryawan lalu menjalankan bisnis tape uli.

Awalnya, Suryawan hanya menjalani bisnis tape uli itu sendirian. Namun, semakin berjalannya waktu, Linda Sari menjadi tertarik hingga akhirnya memutuskan untuk mendampingi sang suami mengelola bisnis yang dikenal dengan sebutan Tape Uli Cisalak.

Baca Juga : Murah Meriah, Uli dengan Paduan Tape Ketan Khas Betawi

2. Proses Pembuatan Tape

Tape Uli Cisalak 1957Tape Uli Cisalak 1957 Foto: iStock

Erik Suryawan, generasi ke-3 dari Tape Uli Cisalak juga turut menceritakan tentang proses pembuatan tape yang ternyata tak mudah. Itu karena harus melewati beberapa proses, hingga memakan waktu dua hari lamanya.

Untuk bahan baku mereka menggunakan beras ketan hitam dan ketan merah. Beras ketan itu lebih dulu direndam air bersih dagar teksturnya menjadi lembut. Setelah itu, ditiriskan dan dikukus sampai menjadi aron atau ketan setengah matang.

"Kalau udah jadi aron, nanti dicuci pakai air dingin. Baru dikukus untuk yang kedua kali sampai tanak. Setelah itu didinginkan dengan suhu ruang," tutur Erik Suryawan.

Tak berhenti sampai di situ, proses pembuatan tape selanjutnya adalah peragian untuk difermentasi. Ketan yang sudah dingin ditaburi dan diaduk dengan ragi. Selanjutkan diperam atau difermentasi selama 2 hari.

3. Pernah Mendapat Penghargaan

Tape Uli Cisalak 1957Tape Uli Cisalak 1957 Foto: iStock

Dikenal sebagai bisnis tape uli yang legendaris, Tape Uli Cisalak ini pernah mendapat piagam penghargaan. Hal ini diungkap sendiri oleh Linda Sari.

Piagam penghargaan itu diberikan oleh Meutia Hatta yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata. Bukan tanpa alasan, piagam penghargaan itu diberikan oleh Meutia Hatta karena Linda Sari dapat mempertahankan kuliner tape uli.

"Waktu itu perayaan kota Depok, beliau memberikan saya piagam penghargaan dengan alasan karena saya mempertahankan makanan tradisional sampai selama ini," tutur Linda Sari.

4. Perbedaan Tape Uli Cisalak dengan yang Lain

Tape Uli Cisalak 1957Tape Uli Cisalak 1957 Foto: iStock

Sudah dijual selama 63 tahun, tentu saja Tape Uli Cisalak memiliki keistimewaan tersendiri. Keistimewaan itulah yang menjadi pembeda antara Tape Uli Cisalak dengan tape uli lainnya.

Linda Sari mengungkap bahwa Tape Uli Cisalak sudah memiliki langganan tetap. Selain itu, ia juga menjual tape ulinya dengan menitip ditoko-toko kelontong atau ada juga berada di rest area Sentul Tol Jagorawi.

Tak hanya itu, tape ulinya juga tersedia di Hypermart yang berada di Cibubur Junction.

"Yang jadi pembeda mungkin rasanya ya, pelanggan kami bilang kalau yang lain itu ulinya keras, gak lembut, tapenya asem," ujar Linda Sari.

5. Masih Mencari Inovasi untuk Pembungkusan

Tape Uli Cisalak 1957Tape Uli Cisalak 1957 Foto: iStock

Hingga sampai saat ini, Erik Suryawan menuturkan bahwa bisnis tape ulinya itu masih mencari inovasi pembungkusan yang praktis tetapi juga aman. Dulu, baik tape maupun ulinya dibungkus menggunakan daun pisang.

Namun, semakin berjalannya waktu, daun pisang sulit dicari hingga akhirnya mereka memilih menggunakan plastik untuk membungkus tape, tetapi dengan sedikit daun sebagai alas. Sementara untuk uli masih menggunakan daun pisang.

Plastik yang digunakan untuk membungkus tapenya itu dilipat-lipat pada bagian atasnya lalu distaples. Itu karena tapenya masih berfermentasi, sehingga tapenya masih bisa bernafas.

"Ya, untuk bungkusan itu kita masih cari inovasi sih. Karena untuk tapenya itu kan masih berfermentasi jadi gak bisa dibungkus pada wadah kedap udara. Nanti dia meledak," ujar Erik Suryawan.

Baca Juga : Ngiler... Tape Uli!




(raf/odi)

Hide Ads