MSG adalah bahan tambahan pangan (aditif) yang kontroversial. Konsumsinya disebut-sebut bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan MSG sebabkan obesitas, kerusakan liver, hingga risiko penyakit jantung.
Hanya saja diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kaitan konsumsi MSG dengan dampak negatifnya untuk kesehatan. Soal MSG, banyak yang menganggap bahan tambahan pangan ini hanya ada di mie instan atau bumbu penyedap rasa.
Faktanya, MSG juga terkandung di banyak produk lain. Mulai dari keripik kemasan, makanan beku, menu cepat saji, sampai makanan olahan. Healthline (20/2) merangkum fakta-faktanya seperti berikut.
1. Apa itu MSG?
Foto: iStock
|
1. Apa itu MSG?
MSG merupakan singkatan dari Monosodium glutamate. Dibuat dari asam L-glutamat yaitu asam amino alami yang diperlukan untuk pembuatan protein. Selain digunakan sebagai bahan tambahan pangan, MSG juga terkandung secara alami di beberapa makanan seperti tomat dan keju.
MSG pertama kali diidentifikasi sebagai penambah rasa oleh peneliti Jepang pada tahun 1908. Sejak saat itulah, MSG menjadi aditif yang paling banyak digunakan dalam produksi makanan.
MSG melezatkan rasa makanan dengan merangsang reseptor rasa. Hasilnya cita rasa makanan menjadi umami dan seperti daging (meaty). Food and Drug Administration (FDA) di Amerika mewajibkan produsen makanan yang memakai MSG wajib mencantumkan informasinya di label nutrisi. Di beberapa negara, MSG diklasifikasikan sebagai aditif makanan dan memiliki kode E621.
Baca Juga: Kayak Apa Ya Rasa Umami Itu? Begini Penjelasan Chef
2. Apakah konsumsi MSG berbahaya?
Foto: iStock
|
2. Apakah konsumsi MSG berbahaya?
MSG sering dicap negatif karena berdampak buruk pada kesehatan. Penelitian yang ada memang masih jauh dari pasti, namun beberapa penelitian mengungkap efek samping dari konsumsi MSG.
Contohnya, konsumsi MSG dikaitkan dengan obesitas, kerusakan liver, fluktuasi gula darah, meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, masalah perilaku, kerusakan saraf, dan meningkatkan inflamasi. Hal ini didasarkan pada penelitian terhadap binatang.
Pada penelitian terhadap manusia, MSG bisa menaikkan berat badan. Juga tingkatkan rasa lapar, asupan makanan, serta risiko sindrom metabolik. Penelitian ini melibatkan sekitar 349 orang dewasa. Penelitian juga mengungkap tiap tambahan 1 gram MSG per hari bisa meningkatkan peluang kelebihan berat badan secara signifikan.
3. Bumbu siap saji
Foto: iStock
|
3. Bumbu siap saji
Bumbu siap saji kini banyak beredar di pasaran. Tujuannya memudahkan konsumen saat memasak. Beragam makanan tradisional seperti rendang, opor ayam, hingga gulai, bahkan bisa dibuat dengan bumbu siap saji.
Rasa asin dan gurih pada bumbu siap saji ternyata berasal dari penggunaan MSG. Penggunaannya dianggap menguntungkan karena lebih murah. Hasil rasa gurihnya juga maksimal, walau produsen tidak menambahkan garam ke dalam bumbu siap saji.
Faktanya, MSG memang banyak dipakai dalam produksi bahan makanan rendah sodium seperti bumbu siap saji. Ada juga bumbu balur daging sapi, daging ayam, dan ikan yang memakai MSG. Tujuan produsen adalah meningkatkan cita rasa bumbu instan ini.
4. Produk daging olahan
Foto: iStock
|
4. Produk daging olahan
Konsumsi produk daging olahan kerap dicap negatif untuk kesehatan. Mulai dari daging asap, nugget, sosis, dan lainnya. Selain karena dibuat dengan tambahan banyak pengawet, produk daging olahan juga mengandung MSG.
MSG, misalnya, dipakai pada sosis untuk mengurangi kandungan natrium di dalamnya. Namun di sisi lain, rasa sosis tidak akan berubah. Produsen menganggap cara ini praktis dan murah.
Sebuah penelitian juga mengungkap bahwa dengan mengganti natrium dengan MSG dalam patty daging babi, rasa asinnya bertambah. Keuntungan lain, rasanya juga lebih enak sehingga produk ini lebih diterima di pasaran.
5. Ragam saus
Foto: iStock
|
Berbagai saus dan bumbu pelengkap makanan dikenal dengan sebutan condiment. Terdiri dari salad dressing, mayonnaise, saus tomat, saus BBQ, hingga kecap asin. Semua produk ini umumnya mengandung MSG.
Penggunaan MSG lagi-lagi untuk meningkatkan cita rasa setiap produk makanan. Sayangnya ragam saus ini juga dikemas dengan bahan tak sehat lain. Mulai dari gula tambahan, pewarna buatan, dan bahan pengawet.
Paling bagus adalah meminimalisir penggunaan saus dan bumbu. Sangat disarankan untuk menggunakan bahan makanan alami untuk meracik saus ataupun bumbu. Cara ini sudah pasti lebih sehat untuk tubuh.
Baca Juga: Ini Penjelasan Soal MSG dan Gluten yang Sering Dicap Tidak Sehat
Halaman 2 dari 6