Sering disebut sebagai penyebar virus corona, daging dari hewan liar ini mulai dibatasi penyebarannya. Di Wuhan, tempat pertama virus corona merebak, Pasar Huanan yang menjual lebih dari 100 jenis hewan liar ditutup sementara.
Tak hanya di Wuhan dan di China saja. Banyak negara lain yang juga punya pasar tradisional, dengan daging hewan liar yang tersedia di sana. Biasanya diolah menjadi makanan lokal hingga campuran masakan lainnya.
Baca Juga: 5 Fakta Pasar Seafood Huanan di Wuhan yang Disebut Asal Virus Corona
Indonesia
Foto: Istimewa
|
Di Sulawesi Utara, Pasar Tomohon yang ada di kota Manado, sudah ada sejak dulu. Tapi namanya kembali ramai diperbincangkan, karena menjual aneka daging hewan liar. Mulai dari kelelawar yang disebut dapat menyebarkan virus corona, kemudian tikus, hingga ular berbisa.
Selain tiga hewan di atas. Banyak hewan hidup yang diperjualbelikan, atau ditukar. Aneka daging hewan liarnya juga tersedia seperti tupai, burung, babi hutan, hingga daging anjing.
Malaysia
Foto: Istimewa
|
Bisa disebut sebagai pasar gelap, karena banyak daging hewan liar asal Malaysia yang dikirim ke negara tetangga seperti Vietnam, yang terkenal dengan beragam pasar tradisional menyediakan daging hewan liar dan makanan eksotik.
Hal ini diungkapkan oleh organisasi non-profit Traffic Southeast Asia, yang bergerak dalam melindungi satwa liar yang dijual secara ilegal. Seperti kambing langka, hingga 642 hewan lainnya yang tertangkap akan dikirim ke Vietnam.
Vietnam
Foto: Istimewa
|
Menurut Pangolin Grup, negara Vietnam dikenal sebagai gerbong penjualan Pangolin, hewan mamalia yang dikenal pemalu. Di sana daging Pangolin, dianggap sebagai makanan mewah, yang menjadi kebanggaan tersendiri. Sementara bagian sisik kulitnya, digunakan sebagai obat tradisional.
Selain itu sepanjang Sungai Mekong, banyak orang-orang yang masih mengonsumsi hewan liar sebagai makanan utama. Seperti tikus, kura-kura, hingga aneka burung.
Kamboja
Foto: Istimewa
|
Menurut laporan dari organiasi pelindung hewan, yaitu Wildlife Alliance Cambodia, mereka menemukan adanya 175 kg daging hewan liar yang ada di wilayah Rovean Station di tahun 2019 lalu.
Daging-daging hewan ini termasuk ke hewan liar lokal yang hidup di sana seperti, landak, biawak, hingga kura-kura. Selain itu tikus sendiri jadi makanan favorit di sana, bahkan dijadikan sebagai camilan hingga bekal makanan bagi kebanyakan orang Kamboja.
Jepang
Foto: Istimewa
|
Daging ikan paus ini dirubah menjadi steak, digoreng, disulap jadi nugget, dimakan secara mentah seperti sushi, dibuat menjadi dendeng hingga bacon. Selain itu juga daging lumba-lumba masih dimakan di Jepang.
Tak hanya ikan paus dan lumba-lumba, daging hewan liar seperti rusa liar, dan babi hutan juga sering diburu dan dijadikan makanan di beberapa wilayah yang ada di Jepang.
Baca Juga: Pasar Tomohon, Pasar di Sulut yang Jual Hewan Liar Seperti di Wuhan
Halaman 4 dari 6