Pare atau bitter melon memiliki nama ilmiah Momordica charantia. Disebut 'bitter' karena rasa pare yang dominan pahit. Pare banyak tumbuh di Asia dan Afrika. Tapi asal-usul pare pertama kali berasal dari Kerala, selatan India.
Konon di abad 14, barulah pare diperkenalkan di China hingga populer sampai sekarang. Pare banyak diolah jadi masakan enak di sana. Salah satu yang populer adalah tumis pare dengan daging babi. Ada juga sup, dim sum, dan teh herbal berbahan pare di China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Disebut sayuran 'gentleman'
Foto: iStock
|
1. Disebut sayuran 'gentleman'
Pare termasuk tanaman merambat yang mudah tumbuh. Aslinya dari Asia Selatan dengan dua varietas paling populer adalah karela dan Chinese bitter melon. Karela adalah yang umum ditemui di India.
Karela mudah dikenali dengan kulit berwarna hijau gelap, mirip hijaunya hutan. Sedangkan Chinese bitter melon ukurannya lebih panjang, teksturnya lebih halus, dan warna hijaunya pucat. Dalam masakan China, pare mendapat sebutan khusus sebagai sayuran 'gentleman'. Hal ini karena rasa pahit pare tidak 'menulari' makanan lain saat dimasak bersamaan.
Soal rasa pahit pare ternyata berasal dari senyawa khusus. Namanya cucurbitacins yang sebenarnya juga terdapat pada semangka, mentimun, labu, dan lainnya.
2. Trik mengurangi rasa pahit pare
Foto: iStock
|
Sebelum mengolah pare, banyak orang China merendamnya terlebih dulu di air garam. Hal ini bertujuan mengurangi rasa pahit pare. Praktek ini pun jamak dilakukan di Indonesia dimana sebelum pare ditumis, pare akan direndam di dalamnya.
Ternyata ada bukti ilmiah yang mendukung metode masak ini. Sebuah penelitian tahun 1997 menjelaskannya. Garam ternyata secara selektif menyaring rasa. Garam bersifat menekan rasa pahit sambil meningkatkan rasa manis.
Prinsip ini sama ketika orang-orang menaburi garam di grapefruit yang rasanya agak pahit. Atau ketika garam ditaburi di secangkir kopi hitam.
3. Filosofi pare dalam masakan China
Foto: iStock
|
Secara tradisional, filosofi makanan China terbagi dalam dua kategori yaitu panas (yang) dan dingin (yin). Panas dan dingin ini bukan merujuk pada rasa atau suhu, melainkan lebih kepada efek yang dihasilkan makanan untuk tubuh.
Sebagai contoh, cabai merah dan daging merah termasuk "yang" karena rasanya intens dan tinggi kalori. Makanan ini cocok untuk membuat tubuh hangat saat cuaca dingin.
Di sisi lain, pare termasuk makanan "yin" sama seperti sayuran hijau dan jenis sayuran lainnya. Pare tinggi kandungan air dan memiliki kemampuan 'mendinginkan tubuh'. Dari sisi kesehatan, pare pun terbukti memiliki banyak manfaat.
4. Manfaat sehat pare
Foto: iStock
|
4. Manfaat sehat pare
Pare umum diolah jadi jus untuk mendapat manfaat sehatnya. Meski rasanya pahit, banyak orang rela minum jus pare. Biasanya mereka menambahkan sedikit rasa manis, misalnya dari madu atau buah manis seperti apel dan pir, sebut NDTV Food (26/11).
Manfaat sehat pare yang paling terkenal adalah membantu jaga kadar dula darah. Penelitian menunjukkan bahwa 2.000 mg pare yang diasup secara teratur bisa mengurangi tingkat glukosa darah secara signifikan pada pasien penderita diabetes tipe-2. Selain itu, insulin berbasis tanaman pada pare bisa membantu pasien dengan diabetes tipe-1 juga.
Manfaat lainnya adalah konsumsi jus pare bisa menurunkan kadar kolesterol jahat. Pare mampu mempertahankan tekanan darah pada tubuh karena kaya kalium yang menyerap kelebihan sodium dalam tubuh. Jus pare pun kaya zat besi dan asam folat yang diketahui bisa mengurangi risiko stroke dan menjaga jantung tetap sehat.
5. Bantu turunkan berat badan
Foto: iStock
|
Bagi yang sedang berusaha menurunkan berat badan bisa rutin konsumsi pare. Sebab pare terbukti membantu diet karena rendah kalori dan tinggi serat. Diperkirakan ada 2 gram serat tiap 94 gram pare.
Serat berfungsi mempertahankan rasa kenyang lebih lama sekaligus menekan nafsu makan. Penelitian lain juga menunjukkan pare memiliki efek menguntungkan untuk membakar lemak. Healthline (26/11) menulis konsumsi kapsul berisi 4,8 gram ekstrak pare bisa mengurangi lemak perut secara signifikan.
Namun dalam konsumsinya tetap harus berhati-hati. Makan terlalu banyak pare bisa menyebabkan diare, muntah, hingga nyeri perut. Pare juga tidak disarankan banyak dikonsumsi wanita hamil. Efek jangka panjangnya dikhawatirkan buruk meski belum dipelajari secara luas.