Menurut data yang dihimpun dari Global Hunger Index 2019, setidaknya adanya kenaikan krisis kelaparan di dunia selama tiga tahun belakang. Di mana di tahun 2015, angka kelaparan 785 juta naik menjadi 322 juta di tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh berubahnya iklim, yang menyebabkan gagal panen, hingga kekurangan makanan.
Sementara itu menurut Mary Robinson selaku mantan Presiden Irlandia menyebutkan, bahwa krisis kelaparan di dunia, tak hanya disebabkan oleh perubahan iklim saja. Tapi juga karena konflik dan perang yang berlangsung di beberapa negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Potret Miris Anak-anak di Yaman yang Kelaparan dan Kekurangan Makanan
Zambia
Foto: Istimewa
|
Rendahnya curah hujan di Zambia sejak tahun 1981, membuat negara ini kekurangan makanan dan dilanda krisis kelaparan. Apalagi sebagian besar petani gagal panen, setelah banjir bandang yang melanda.
Sehingga 40% anak-anak di Zambia hidup dalam kelaparan, dengan kondisi tubuh yang kurus dan pendek. Angka ini terus konsisten sejak dulu, di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat ada lebih dari 1,7 juta orang di Zambia yang dilanda kelaparan. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga 2,3 juta orang di tahun 2020 mendatang.
Madagaskar
Foto: Istimewa
|
Seperti negara yang dilanda krisis kelaparan lainnya, Madagaskar krisis pangan setelah datangnya bencana banjir kemudian disambung dengan musim kemarau yang panjang. Di mana hal ini membuat orang tak bisa bercocok tanam, dan krisis pangan pun semakin tinggi.
Menurut data dari PBB, ada lebih 730.000 penduduk di Madagaskar yang dilanda krisis kelaparan. Jumlah ini setara dengan 21% populasi di Madagaskar. Selain itu, ada lebih dari 188.550 anak-anak di sana, yang dikabarkan menderita kekurangan gizi akut.
Chad
Foto: Istimewa
|
Hal ini lah yang membuat krisis pangan datang, dan diperparah dengan datangnya pengungsi dari Nigeria, Sudan, dan Republik Afrika tengah yang semuanya membutuhkan bantuan makanan. Lewat data yang ada, lebih dari 3,7 juta orang di Chad dilanda kelaparan.
Jumlah ini naik 29% dari tahun 2018. Sementara itu angka yang melonjak naik, juga meliputi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi akut. Di mana jumlahnya ada 350.000 anak, di mana tahun sebelumnya hanya 220.000 anak yang mengalami kekurangan gizi.
Yaman
Foto: Istimewa
|
Lebih dari 20 juta orang di negara Yaman, dihadapkan dengan kelaparan setiap harinya. Sementara itu lebih dari 10 juta orang, harus menderita kelaparan yang ekstrem. Tak hanya itu, ada lebih dari 7,4 juta orang di Yaman, yang menderita kekurangan gizi.
Lebih dari 2 juta anak-anak dilanda kekurangan gizi akut. Sehingga PBB mengumumkan bahwa Yaman, kini menghadapi krisis pangan paling tinggi dan ekstrem di dunia, karena konflik dan perang yang ada di negara mereka.
Republik Afrika Tengah
Foto: Istimewa
|
Sejak tahun 2012, negara ini sudah tidak seimbang, antara perang saudara, hingga konflik yang melanda negara tersebut. Membuat produksi makanan terus menurun, meninggalkan lebih dari 63% populasi orang di sana kelaparan dan membutuhkan makanan.
Data ini termasuk ada 2,1 juta orang yang mengalami krisis pangan, sekitar 46% dari populasi Republik Afrika Tengah. Sementara menurut data dari PBB, konsumsi makanan di negara itu sangat rendah hingga sangat mengkhawatirkan.