Beredarnya minyak curah di pasaran membuat konsumen resah. Pemerintah juga sudah tegas melarang peredaran minyak bekas pakai yang sudah diolah ini. Sebagai konsumen cerdas, ada baiknya mengenali ciri minyak goreng yang segar dan juga sehat.
Jangan langsung tergoda dengan iming-iming harga minyak goreng yang murah. Ada banyak tanda yang bisa dijadikan patokan untuk menilai kualitas minyak goreng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Warna dan tingkat kejernihan
Foto: iStock
|
1. Warna dan tingkat kejernihan
Tidak perduli apapun label merek pada kemasan, hal pertama yang harus dilihat saat memilih minyak goreng adalah warna dan kejernihannya. Pilihlah minyak goreng yang jernih dan tidak pekat serta bersih.
Untuk warnanya, pilih minyak yang berwarna kuning kecoklatan namun cerah. Setiap minyak memiliki warna berbeda tergantung bahan baku kelapa sawit dan teknik pengolahannya.
Hindari memilih minyak yang berwarna coklat gelap karena minyak berwarna gelap menandakan sudah mengalami proses penggorengan. Serta jangan juga tergoda dengan minyak goreng yang terlalu putih karena disinyalir minyak diberi tambahan bahan kimia pencerah minyak.
Baca juga : Ini 10 Minyak Tersehat yang Baik Dipakai untuk Memasak
2. Aroma
Foto: iStock
|
2. Aroma
Secara alami, minyak goreng memiliki aroma yang segar dan tidak menyengat serta tak berbau tengik. Aroma segar pada minyak bukan hanya menandakan kualitas tapi juga menjadi patokan kapan minyak diproduksi.
Aroma minyak goreng yang tak sedap menandakan minyak sudah mengalami kerusakan. Minyak curah yang sudah diolah kembali juga bisa dideteksi lewat aromanya.
Jika tercium aroma tengik, amis atau bau menyengat lainnya,usahakan untuk tidak membeli minyak tersebut karena sudah dipastikan rusak. Jika minyak ini tetap dikonsumsi maka akan menimbulkan potensi gangguan kesehatan yang serius.
3. Konsistensi
Foto: iStock
|
3. Konsistensi
Minyak yang berkualitas baik memiliki konsistensi yang sedikit kental dan tidak pekat. Beberapa minyak goreng bahkan memiliki konsistensi seperti air.
Konsistensi minyak yang tidak terlalu pekat ini membuat minyak tidak terserap berlebihan pada makanan. Salah satu penyebab sakit tenggorokan setelah mengonsumsi gorengan adalah banyaknya minyak yang terserap dalam makanan.
Semakin kental konsitensi minyak makan patut dicurigai kalau minyak ini sudah berulang kali dipakai. Minyak yang berkualitas juga tidak mudah beku karena menandakan minyak hanya mengandung sedikit lemak jenuh.
4. Komposisi
Foto: iStock
|
4. Komposisi
Cara paling mudah mengenali minyak berkualitas adalah dengan melihat tabel komposisinya. Baca dengan cermat isi tabel pada kemasan. Perusahaan produsen minyak skala besar pasti mencantumkan bahan baku minyak secara gamblang.
Minyak goreng memang terbuat dari bahan baku kelapa sawit, tetapi produsen kerap menambahkan vitamin dan sumber nutrisi lain agar minyak lebih bergizi. Kini banyak juga minyak goreng yang dtambah omega 6 dan sumber gizi lainnya.
Semakin komplet nilai gizi dalam minyak maka semakin tinggi juga harganya. Tapi meskipun mengandung nutrisi lengkap, tapi tetap batasi konsumsi makanan yang digoreng.
Baca juga : Berapa Kali Minyak Gorengan Bisa Dipakai? Ini Kata Ahli Gizi
5. Titik asap saat digunakan
Foto: iStock
|
5. Titik asap saat digunakan
Untuk melihat ciri ini, Anda memang harus menggunakan minyak terlebih dahulu. Titik asap minyak bisa berbeda-beda tapi secara rata-rata titik asapnya ada di suhu 230 derajat Celsius.
Jika minyak dipakai secara terus menerus maka kandungannya akan berubah dan rusak. Inilah yang membuat minyak menjadi cepat panas dan berasap.
Minyak dengan kualitas baik dan segar tidak akan mengeluarkan asap berlebih. Idealnya, minyak bisa digunakan 2-3 kali menggoreng. Hindari pemakaian minyak yang sudah hitam dan cepat berasap.
Halaman 2 dari 6