Dengan alasan menghemat seringkali penggunaan minyak goreng digunakan berkali-kali. Minyak yang sering terpapar dengan panas bisa berbahaya bagi tubuh.
Padahal tekstur makanan yang garing dan gurih selalu jadi favorit banyak orang terutama saat berbuka puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kebutuhan akan minyak yang diperbolehkan dalam satu hari adalah sekitar 7 sdm atau 70 gram. Tapi, ini harus dibagi dari ketiga jenis minyak yaitu minyak jenuh, tidak jenuh ganda dan tidak jenuh tunggal.
"Minyak goreng yang biasa kita gunakan adalah sumber minyak tidak jenuh ganda yang maksimal konsumsinya hanya 2-3 sdm saja," tutur Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K), Kepala Departemen Medik Ilmu Gizi RSU Cipto Mangunkusumo (08/05).
Minyak tidak jenuh ganda artinya minyak yang memiliki ikatan rangkap ganda sehingga jika kita panaskan ikatan rangkap tersebut menjadi hilang.
![]() |
"Semakin sering kita panaskan minyak tersebut akan semakin jenuh," jelas Fiastuti.
Kalau minyak tersebut menjadi jenuh maka ini akan menjadi sumber peningkatkan kadar kolesterol darah. "Paling ideal penggunaan minyak goreng adalah sekali," pungkasnya.
Sedangkan menurut Hardinsyah, MS. PhD selaku Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, minyak goreng bisa digunakan hingga tiga kali. Namun lebih baik jika digunakan satu kali saja dengan suhu di bawah 120 C.
Hardinsyah juga menambahkan bahwa, jangan sampai minyak yang sedang dipanaskan mengeluarkan asap karena minyaknya bisa berganti menjadi lemak jenuh.
(adr/odi)