Digulung Pakai Sendok Kayu, Ini Cara Makan Papeda Khas Papua yang Benar

Digulung Pakai Sendok Kayu, Ini Cara Makan Papeda Khas Papua yang Benar

Sonia Basoni - detikFood
Jumat, 06 Sep 2019 12:35 WIB
Foto: dok. detikFood
Jakarta - Di Papua, sagu menjadi bahan makanan pokok. Salah satu olahannya ada papeda, bubur dari tepung sagu, yang punya teksturnya mulur kenyal dengan cara makan yang unik.

Sekilas papeda ini tekstur dan tampilannya mirip seperti lem, sedikit lengket dan warnanya putih pucat. Meski begitu, di Papua hidangan ini sudah menjadi ikon kuliner dan digemari banyak orang. Bagi orang Papua, papeda ini mirip seperti nasi. Hanya saja papeda jauh lebih sehat, karena bubur sagu ini kaya akan serat, rendah kolesterol, dan bernutrisi.

"Papeda ini mirip seperti nasi bagi orang Papua. Rasanya hambar, atau tawar. Maka dari itu, papeda ini biasanya disantap dengan ikan kuah kuning serta sayuran tumis," tutur Ibu Miranda kepada detikcom (04/09), selaku pemilik restoran Yougwa Danau Sentani, yang menyajikan aneka hidangan khas Papua.
Digulung Pakai Sendok Kayu, Ini Cara Makan Papeda Khas Papua yang BenarFoto: dok. detikFood
Baca Juga: Yougwa Danau Sentani: Segarnya Papeda Kuah Kuning dan Kepiting dari Timika

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ibu Miranda yang pernah tinggal di Jayapura, Papua, selama belasan tahun. Papeda ini biasanya diasajikan dalam wadah besar, dengan garpu kayu yang unik. Untuk pilihan kuah kuningnya, biasanya menggunakan ikan gabus atau tongkol.

"Jadi untuk menggulung papeda ini, biasanya pakai garpu kayu dari kayu putih yang ada di Pulau Asei. Cara makannya cukup mudah, dan tergantung selera," lanjut Ibu Miranda.

Karena papeda punya tekstur yang lengket, biasanya piring makan lebih dulu dituangi kuah kuning agar papeda tidak menempel saat ditaruh di dalam piring. Kuah kuningnya tak perlu banyak-banyak, yang penting menutupi permukaan piring.
Digulung Pakai Sendok Kayu, Ini Cara Makan Papeda Khas Papua yang BenarFoto: dok. detikFood

Setelah itu gunakan dua garpu kayu untuk mengambil papeda dengan cara diputar. Cara memutarnya mirip seperti ketika kita sedang memutar mie atau pasta dengan garpu.

"Untuk berapa kali putarannya sesuai selera, semakin banyak kayu diputar, maka semakin banyak juga papeda yang akan diambil," tuturnya.

Setelah papeda ditaruh ke dalam piring, bisa langsung dinikmati dengan kuah kuning dan potongan ikan di dalamnya. Bisa juga ditambah dengan sambal, atau tumisan sayur bunga pepaya sesuai selera.

"Papeda itu tak perlu dikunyah, kalau makannya hanya dengan kuah cukup ditelan saja karena teksturnya sudah sangat lembut. Kecuali kalau makannya dengan ikan atau sayur baru perlu dikunyah," ungkap Ibu Miranda.
Digulung Pakai Sendok Kayu, Ini Cara Makan Papeda Khas Papua yang BenarIbu Miranda Pemilik Resto Yougwa Danau Sentani. Foto: dok. detikFood

"Kalau makan papeda tanpa kuah kuning, tentu saja rasanya tawar. Mirip seperti makan nasi putih, kalau tanpa lauk atau kuah rasanya pun hambar. Nah, karena kuah kuning ini punya rasa yang asam dan gurih dari ikan, jadinya cocok dengan rasa papeda,"

Selain itu Ibu Miranda menuturkan, bahwa biasanya di Papua orang-orang lebih suka memakan papeda langsung dari tempatnya, jadi tidak dipindahkan dulu ke dalam piring.

"Kalau di sana, papeda itu langsung dimakan dari garpu kayu ini. Jadi setelah diputar, papeda langsung dicocol ke dalam kuah kuning. Piring yang digunakan itu biasanya hanya untuk jadi tempat kuah kuning saja," tuturnya.
Digulung Pakai Sendok Kayu, Ini Cara Makan Papeda Khas Papua yang BenarFoto: dok. detikFood

Cara makan papeda dari satu tempat ini, sudah menjadi budaya tradisi kebersamaan bagi orang-orang di Papua.

"Jadi dengan makan bersama saling berbagi papeda itu merupakan budaya kebersamaan, untuk orang-orang di Papua," pungkas Ibu Miranda.

Baca Juga: Wajib Mencicipi Papeda dengan Ikan Kuah Kuning yang Unik di Papua


(sob/odi)

Hide Ads