Makanan pedas begitu lekat dengan orang Indonesia. Buktinya banyak orang di sini tak selera makan kalau hidangannya tidak pedas. Ditilik dari sejarahnya, cabai sebagai bahan utama makanan pedas ternyata sudah ada ratusan tahun lamanya di Indonesia.
Konon bangsa Portugis pertama kali membawa cabai dari Meksiko ke Indonesia bersama rempah-rempah lain di tahun 1512. Seiring waktu, cabai ditanam dan dikonsumsi masyarat Jawa sebagai bumbu masakan dan obat pada abad 19 dan 20.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak heran, banyak daerah di Indonesia memiliki hidangan pedas khas sejak dulu. Mulai dari Surabaya yang terkenal dengan menu penyetan sampai Manado yang punya menu rica-rica. detikFood merangkum informasinya seperti berikut.
1. Balado, Sumatera Barat
Foto: dok. detikFood
|
Menyebut balado, banyak orang langsung teringat masakan Padang. Padahal balado adalah makanan khas di Sumatera Barat yang juga bisa ditemui di wilayah selain Padang seperti di Payakumbuh, Bukittinggi, atau Agam.
Balado merupakan teknis memasak khas Minangkabau dengan cara menumis cabai giling dan berbagai bumbu lain. Ada penambahan bawang merah dan bawang putih yang bikin aroma dan rasa balado makin enak.
Balado lalu dihidangkan dengan cara dimasak kembali bersama berbagai masakan. Yang terkenal adalah dendeng balado. Berupa irisan tipis daging sapi, bisa basah atau kering, yang dimasak bersama sambal merah ini.
Selain balado, Sumatera Barat juga punya makanan pedas lain yang memakai sambal hijau sebagai paduannya. Sambal ini berwarna hijau karena diracik dari cabai hijau rawit dan cabai hijau besar. Umumnya dipadukan dengan beragam masakan seperti itiak lado mudo (itik sambal hijau) atau dendeng batokok.
2. Penyetan, Surabaya
Foto: Instagram
|
Penyetan identik sebagai makanan khas Jawa Timur, khususnya Surabaya. Kata 'penyet' merujuk pada proses penyiapan hidangan dimana lauk seperti ayam, iga atau bebek goreng dipenyet (ditekan) di atas cobek berisi sambal. Tak heran menu ini juga dikenal dengan nama sego sambal.
Selain ayam dan bebek goreng, berbagai lauk sebenarnya bisa dipenyet. Sebut saja lele, tempe, bakso, tahu, telur dadar, hingga iwak pe goreng. Cita rasa pedas menggigit dari penyetan membuat banyak orang ketagihan. Apalagi saat dipadukan nasi hangat.
Di kota asalnya, penyetan enak mudah ditemui di berbagai lokasi. Salah satunya Penyetan Mak Yeye di Jalan Jagir Wonokromo Wetan No. 12. Warung makan yang buka malam hari ini terkenal dengan racikan sego sambel iwak pe. Selain itu, ada juga Penyetan Ning Tati dan Sego Sambal Mbak Noer.
Uniknya, kepopuleran penyetan kini juga merambah ke kota-kota lain. Di Jakarta sangat mudah menemukan berbagai tempat makan yang menyajikan penyetan sebagai menu utamanya. Sebut saja Penyetan Cok dan Warung Bu Kris.
Baca Juga: Mampir ke Kota Pahlawan, Jangan Lupa Coba 5 Warung Penyetan Pedas Ini!
3. Betutu, Bali
Foto: dok. detikFood
|
Pulau Dewata punya betutu ayam dan bebek yang terkenal. Betutu merupakan proses memasak ayam atau bebek utuh dengan cara dipanggang di api sekam. Bumbu rempah yang digunakan sangat banyak, termasuk cabai rawit yang membuat rasa pedasnya nendang.
Di Bali ada dua jenis betutu yang terkenal yaitu betutu Gilimanuk dan Gianyar. Bebek betutu Gilimanuk memiliki cita rasa yang pedas. Sedangkan bebek betutu Gianyar memiliki rasa gurih namun tak terlalu pedas.
Pembuatan dua jenis betutu ini juga berbeda. Betutu khas Gilimanuk diracik dengan bumbu sederhana yaitu cabai rawit, bawang putih dan garam. Sedangkan betutu khas Gianyar memakai dua jenis bumbu yaitu basa genep dan base wangen yang dimasak secara slow cooking kurang lebih 12 jam.
Beberapa penjual betutu yang terkenal di Bali adalah Ayam Betutu Khas Gilimanuk, Ayam Betutu Men Tempeh, dan Warung Betutu Liku. Umumnya betutu juga disajikan bersama pelengkap lain seperti plecing kangkung dan sambal matah.
Baca Juga: Ini Bedanya Betutu Gilimanuk dan Betutu Gianyar
4. Ayam Taliwang, Lombok
Foto: dok. detikFood
|
Bergeser ke Pulau Lombok, ada ayam dari daerah Taliwang yang terkenal pedas menggigit. Olahan ayam ini bisa dibakar atau digoreng, namun lebih umum berupa ayam bakar Taliwang.
Ayam Taliwang dibuat dengan bumbu cabai merah, cabai rawit, bawang putih, terasi dan air jeruk yang dilumurkan pada ayam selama dipanggang/dibakar. Jenis ayam yang dipakai biasanya ayam kampung. Ayam dibelah membujur dadanya dan sayap serta kakinya dilipat ke luar. Lipatan khas Lombok inilah yang menandakan keaslian hidangan ini.
Aslinya ayam Taliwang dibakar di atas bara api arang. Ukuran ayamnya relatif mungil sehingga satu orang lumrah menghabiskan 1 ekor ayam sendiri. Ayam Taliwang makin enak dengan pelengkap plecing kangkung atau beberuk terung.
Salah satu tempat menikmati ayam Taliwang ternama di Lombok adalah Taliwang H. Moerad. Ayam Taliwang di sini memakai ayam kampung usia 3 bulan. Dagingnya empuk dan lembut dengan rasa pedas menggigit khas cabai kering dan cabai merah Lombok.
Baca Juga: Taliwang H. Moerad: Pedas Menyengat Ayam Taliwang Legendaris Khas Sasak
5. Rica, Manado
Foto: Istimewa
|
Rica atau rica-rica adalah masakan khas Manado yang berarti cabai atau pedas. Rica biasanya dibuat dengan cabai merah/hijau, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, garam, dan gula. Banyak bahan makanan bisa dipadukan dengan rica.
Salah satu yang umum disajikan adalah ayam rica. Ayam ini bercita rasa pedas dan gurih. Ada juga bebek rica-rica dan gurame masak rica yang terkenal. Tak ketinggalan kerapu dan tude bakar rica yang menggunakan ikan sebagai bahan utamanya.
Kalau mau mencicip ikan rica yang pedas nikmat, mampir saja ke Cak Tu Ci di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Ada menu kerapu garo rica, tude bakar rica, bobara bakar rica hingga cakalang fufu goreng rica di sini.
Halaman 2 dari 6