Garam merupakan bumbu dasar yang selalu digunakan. Di dapur rumahan hingga restoran bintang lima, pasti memiliki persediaan garam. Garam memang memiliki kegunaan utama sebagai pemberi rasa asin dan mampu memperkuat citarasa bahan masakan lain.
Jika kita memperhatikan garam yang dijual di pasaran, kita akan menyadari ada banyak sekali jenis-jenis garam. Meskipun tampak mirip, namun garam memiliki jenis dan kegunaan yang berbeda. Agar dapat memanfaatkannya dengan maksimal, kenalilah 6 jenis garam dan penggunaannya seperti dijelaskan Self (29/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Garam Laut
Secara umum garam laut bersifat lebih mudah larut dari jenis garam lain. Menurut Amy Eubank, chef dan koordinator perkembangan kuliner internasional di Whole Foods Market, garam laut sangat baik digunakan untuk membuat kue karna dapat tersebar merata, sehingga tidak akan menimbulkan bagian-bagian yang terlalu asin pada kue. "Saya menggunakannya saat menjadi chef di restoran seafood karena butiran kristalnya lebih halus sehingga lebih mudah untuk mengontrol makanan lembut seperti ikan," ujarnya. Karena kadar keasinan garam setiap merek berbeda, Anda harus mencoba terlebih dahulu seberapa asin garam yang akan digunakan dan menakarnya sesuai rasa tersebut. Garam laut pun tidak selalu sama jenisnya, ada yang butirannya bersifat lebih kasar dan lebih halus.
![]() |
2. Garam Kosher
Garam kosher sering digunakan untuk melumuri daging. "Banyak dapur profesional menggunakan garam kosher karena memiliki kadar asin yang lebih rendah, sehingga mencegah makanan terlalu asin. Dan juga kekasaran pada garam tersebut memungkinkan untuk diambil dan ditabur rata dengan jari." Menutur Eubanks, garam kosher paling tepat digunakan untuk daging, rebusan, dan air.
3. Garam beriodium
Garam beriodium dikenal juga dengan garam meja. Garam beriodium biasanya mengandung zat anti gumpal yang membuatnya memiliki rasa yang khas seperti metalik. Hal ini tidak terlalu disukai chef profesional. Garam ini juga agak sulit diolah dan memiliki kandungan garam yang lebih rendah. Jika Anda membutuhkan tambahan garam ppada masakan yang sudah matang, garam meja dapat menjadi pilihan. Namun untuk pengolahan masakan secara umum, lebih baik menggunakan jenis garam lain. Jika sedang membuat kue dan resepnya tidak menyebutkan secara spesifik garam apa yang harus digunakan, Anda dapat menggunakan garam meja. Rasa khas garam beriodium tidak akan terlalu kental jika bercampur dengan rasa kue.
Baca juga: 12 Tempat Garam yang Unik Ini Bisa Mempercantik Dapur Anda
![]() |
4. Garam Kasar
Garam kasar biasanya diperoleh dari laut, namun memiliki kepekatan rasa yang tinggi dan tidak mudah larut. Menurut Eubanks, garam jenis ini lebih baik digunakan sebagai topping saat masakan sudah matang. "Garam ini lebih untuk finishing atau garnishing ketika Anda menginginkan kontras yang terasa, seperti untuk taburan pencuci mulut manis." Garam kasar juga dapat digunakan untuk memanggang ikan, ubi, atau kentang.
5. Garam Laut Kasar
Garam jenis ini lebih dinikmati karena teksturnya dari pada rasanya. Tekstur garam ini lebih garing dan sangat cocok untuk taburan makanan. Terutama jika Anda menginginkan bulir asin pada hidangan. Harga dari garam jenis ini lebih mahal dari garam lainnya sehingga dianggap kurang cocok untuk masakan sehari-hari. Salah satu produk garam laut kasar yang terkenal adalah Maldon. Produk ini sering dipakai oleh chef di seluruh dunia.
![]() |
6. Garam Pink Himalayan
Garam berwarna merah muda ini mendapatkan warnanya dari gumpalan mineral seperti potasium, magnesium dan kalsium. Dengan kandungan unik ini membuat rasa garam Pink Himalayan berbeda dari garam lain. Garam ini banyak dijual dalam bentuk bongkahan atau yang sudah dihaluskan. Gunakanlah garam dengan cita rasa unik ini untuk menambah rasa berbeda pada masakan.
Baca juga: Tak Sembarangan, Ini Waktu Tepat Menambahkan Garam Saat Masak!
(adr/odi)