Sekilas, tampak tidak ada yang istimewa dengan Rumah Makan Dapur So'na yang berada di Jalan Nasrun Amrullah, keluarahan Pettuadae, Turikale, Maros, Sulawesi Selatan ini. Namun, setahun belakangan, rumah makan itu menjadi sangat terkenal.
Di rumah makan yang menyajikan aneka makanan rumahan dengan prasmanan itu, memiliki cara yang unik untuk menggaet para pelanggan. Salah satunya, pembeli diberi kesempatan menebak harga menu yang ia makan. Jika tebakannya benar, makanannya tak perlu bayar alias gratis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca Juga: 'Black Latte' yang Unik Kini Bisa Dinikmati Hangat di Maros
"Untuk bulan ini kita buat program namanya salah reppe, kalau dalam bahasa Indonesia, itu artinya 'salah pecah' atau 'salah menebak'. Kasir menghitung duluan, lalu pelanggan menebak. Kalau benar ya gratis," kata pemilik Dapur So'na, Fahmy, Kamis (15/2/2019).
Strategi kreatif yang dijalankan itu, sontak membuat rumah makan yang ia kelola sejak 2017 silam, menjadi populer di media sosial dan telah memiliki pelanggan tetap yang mencapai ribuan orang dengan omset mencapai Rp 78 juta per bulannya.
"Bulan lalu kita hadirkan ST 12. Artinya, 12 orang pertama yang makan, gratis teh botol kemasan. Pelanggan tuh berlomba-lomba datang lebih awal. Sebelumnya ada juga program angkat piring. Di bawah piring ada kode, kalau beruntung kode iGratis Makan," lanjutnya.
![]() |
Tak cuma strategi bisnis yang unik, dalam menjalankan bisnis rumah makannya , suami dari Enni Nikmawati, selalu percaya dengan kekuatan sedekah sebagai doa. Melalui makanan, iapun aktif melakukan gerakan sosial yang membuat nama rumah makannya semakin dikenal luas.
Sejak awal didirikan, rumah makan ini sudah memulai program yang dinamai "Tamu dari Langit". Program ini menyasar warga yang kurang mampu yang diberi makan secara gratis satu kali sehari. Setiap hari, ia bahkan harus menyajikan makanan sebanyak 100 porsi, khusus untuk mereka.
"Kami sangat percaya dengan kekuatan sedekah. Kalau mau hitung-hitungan, sebenarnya kita rugi. Tapi nyatanya, bisnis kami ini malah terus berkembang. Awalnya hanya pesan antar, kini kami bisa beli ruko dan memiliki karyawan 9 orang," sebutnya.
Selain itu, program sosial yang sedang dijalankannya yakni menggratiskan makanan bagi para santri Tahfidz Al-Quran dan sedekah beras yang diantarkan langsung ke sejumlah warga miskin di wilayah Maros. Kedepannya, semua khatib Jumat juga akan digratiskan makan di tempatnya.
![]() |
Soal kualitas rasa, menu yang ditawarkan, juga sangat akrab di lidah. Sehari, mereka menyiapkan 24 menu berbeda dengan masakan bercita rasa rumahan. Namun, setiap hari menu yang disajikan selalu berubah-ubah.
"Kami sengaja membuat 24 jenis menu berbeda dan diganti setiap hari, agar para pengunjung tidak bosan dengan menu itu-itu saja. Itu juga memastikan, menu di kami ini selalu fresh," ungkapnya.
Dalam berbisnis, mantan aktivis buruh itu, sangat peduli dengan karyawannya. Semua hak normatif, mulai dari gaji hingga jaminan kesehatan ia jalankan seratus persen. Bahkan, manajemen keuanganpun ia buka dengan transparan ke seluruh karyawannya. Ia berharapnya, karyawannya juga bisa lebih sejahtera dengan bisnisnya.
Baca Juga: Asyiknya Menyeruput Sarabba dan Ngemil Putu Cangkiri di PTB
(adr/odi)