Saat ini mungkin sudah tidak terhitung jumlah komunitas kuliner yang ada di Indonesia. Hampir semuanya berfokus pada makanan dan kegiatan memasak, meskipun ada juga komunitas yang lebih serius mengenal rempah atau makanan tradisional.
Dulu tidak banyak komunitas kuliner seperti sekarang ini yang tampil dalam kemasan modern. Komunitas pecinta kuliner dulunya memiliki kendala komunikasi dan kebanyakan hanya berinteraksi lewat milis. Ada juga yang berawal dari blog pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebut saja komunitas kuliner klasik seperti Natural Cooking Club (NCC) yang digawangi Fatmah Bahalwan. Kumpulan penyuka baking ini saling berbagi informasi lewat saluran pesan elektronik sampai akhirnya berkumpul bersama dan saling tatap muka.
Berawal dari komunitas kuliner, kini NCC bertransformasi menjadi lembaga kursus baking. Meskipun komunitasnya tetap masih berjalan.
Sekarang zaman lebih canggih, komunitas kuliner mulai memanfaatkan berbagai media sosial mulai Facebook, Twitter hingga Instagram. Karena mudahnya proses akses, anggota komunitas kuliner modern juga semakin banyak.
![]() |
Untuk begabung dalam komunitas kuliner ini memang tidak sulit. Tidak ada aturan yang mengikat, karena syarat utamanya hanya tertarik pada makanan.
Karena menganggap memiliki passion yang sama, tak heran jika ada komunitas kuliner yang anggotanya sudah erat layaknya sebuah keluarga. Momen kumpul bareng untuk sekadar meet up pun kadang jadi agenda rutin.
Banyak juga komunitas yang tidak sekedar kumpul tapi juga berbagi ilmu, demo masak hingga tur menjelajah wisata kuliner. Seru!
![]() |
Komunitas kuliner juga sekarang makin banyak dan spesifik. Ada komunitas pecinta rempah, pecinta jamu, pecinta wine hingga komunitas yang berjuang melestarikan warisan kuliner Nusantara.
Sebenarnya, seperti apa sih seluk beluk tentang komunitas kuliner, kegiatan apa saja yang dilakukan dan bagaimana keseruan bergabung dalam komunitas? Pekan ini detikFood akan mengupas tentang komunitas kuliner, simak terus artikelnya. (dvs/odi)