Jakarta - Bank makanan Arab Saudi Eta'am desak pemerintah untuk tetapkan denda sebesar 1.000 riyal (Rp 3.8 juta) per kilogram sampah makanan untuk menekan limbah makanan.
Salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia ini masuk dalam negara penyumbang limbah makanan tertinggi di dunia. Hal tersebut dilaporkan oleh Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
 Foto: iStock |
Kementrian Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian Arab Saudi bahkan memperkirakan persentase limbah makanan Kerjaan capai angka 40%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya Sekretaris Jenderal bank makanan Eta'am, Faisal Shoshan mengajukan proposal pada Kementrian Urusan Kota dan Pedesaan di wilayah Dammam. Proposal tersebut berisi permohonan dibuatkan perjanjian resmi antara restoran maupun pusat penyedia makanan hingga penyedia jasa catering pernikahan agar turut serta menekan angka limbah makanan. Pihaknya juga mengajukan proposal serupa pada pihak hotel.
Baca juga: Kurangi Limbah Makanan, Kafe Ini Olah Bahan Makanan Sisa Jadi Hidangan yang Enak  Foto: Thinkstock |
Menurut Shoshan, penetapan denda pada limbah makanan yang berlebih efektif menekan jumlah limbah makanan. Ini mungkin karena orang malas membayar lebih untuk sampah yang mereka hasilkan. Sehingga orang akan berpikir dua kali untuk menyisakan bahkan membuang makanan.
Bank makanan Eta'am sendiri memang sangat menyoroti hal ini. Mereka sudah melakukan beragam cara untuk menekan pembuangan makanan sisa. Sebagian hasilnya sudah mulai terlihat. Dari angka pendistribusian makanan yang dilakukan Eta'am.
 Foto: Thinkstock |
"Selama kuartal pertama dan kedua tahun ini, Organisasi Pangan dan Pertanian berhasil mengamankan lebih dari 1.8 juta makanan dan lebih dari 500 ribu keranjang buah-buahan dan sayuran segar yang dibagikan ke lebih dari 2.500 keluarga di wilayah Riyadh dan Jeddah," tutur Shoshan pada
Al Arabiya (3/7).
Menurutnya, jumlah tersebut meningkat sebesar 51% dibanding tahu lalu. Ini membuktikan kalau Eta'am terus memerangi pemborosan makanan. Karena masih banyak warga yang membutuhkan makanan. Daripada dibeli dan dibuang dalam jumlah banyak, lebih baik warga membeli makanan sesuai kebutuhan konsumsi sehari.
Baca juga: Atasi Limbah Makanan, Ini yang Dianjurkan untuk Penduduk Tokyo
(dwa/odi)