Atasi Limbah Makanan, Ini yang Dianjurkan untuk Penduduk Tokyo

Atasi Limbah Makanan, Ini yang Dianjurkan untuk Penduduk Tokyo

Ellia Avrizella Quenda - detikFood
Senin, 07 Mar 2016 15:55 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Limbah makanan menjadi masalah serius di dunia. Memenuhi imbauan PBB, banyak negara melakukan upaya serius mengurangi limbah makanan termasuk Jepang.

PBB secara resmi mencanangkan pengurangan limbah makanan hingga 50% pada tahun 2030. Sementara Amerika mulai mengolah limbah sayuran dan Prancis mulai mengeluarkan aturan untuk pemanfaatan limbah makanan layak makan untuk amal.

Hal serupa juga dilakukan di Tokyo pada awal Februari. Pemerintah setempat mulai membuat stiker-stiker dengan karakter yang berlinang air. Tujuannya untuk membangun kesadaran masyarakat di sana agar tidak membuang makanan yang berdampak buruk pada lingkungan akibat limbah makanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stiker-stiker tersebut telah diproduksi oleh perusahaan iklan besar Hakuhodo Inc., dan dirancang untuk diletakkan pada makanan. Bersamaan dengan label harga diskon di toko-toko sebelum makanan tersebut melewati masa kadaluarsa.

"Membeli produk ini memberikan kontribusi untuk mengurangi limbah makanan. Saya ingin konsumen menganggapnya sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat," kata Emiko Onoki yang ditunjuk untuk mewakili The Foodloss Challenge Project dalam The Japan News (07/03).



Upaya lain juga dilakukan dengan cara mengembangkan aplikasi smartphone pada 2014 oleh Co-operative Serikat di Tokyo. Aplikasi mobile ini untuk membantu konsumen dalam mengelola bahan makanan di rumah.

Aplikasi ini menampilkan secara otomatis daftar pesanan makanan, lalu melacak sisa makanan yang ada di dalam lemari es dengan cara menghapus daftar makanan pada item yang telah digunakan.

Salah satu situs resep online, Cookpad juga memiliki bagian penting yang disebut dengan The Consumer Affairs Agency Kitchen. Kanal ini memperkenalkan resep makanan yang dapat dirancang seefisien mungkin untuk dijadikan sebagai hidangan baru.

Lembaga pemerintah juga turut memperkenalkan jenis bahan makanan dengan metode pengawetan bahan makanan bagi konsumen yang sedang melakukan diet.

Semua ini dilakukan karena fenomena penduduk Tokyo yang memiliki kebiasaan membeli terlalu banyak makanan dan sulit untuk mengolah makanan tersebut. Selain itu, makanan yang mereka buat terdiri dari bahan-bahan yang sama, sehingga masih banyak sisa makanan yang tidak digunakan.



Menurut perkiraan Agriculture, Forestry and Fisheries Ministry tahun 2012, sebanyak 6.420.000 ton dari 28 juta ton sisa makanan yang diproduksi setiap tahun di Jepang dianggap sebagai limbah makanan. Setengah volume limbah makanan diproduksi oleh operator makanan, termasuk produsen dan pengecer. Lalu sisanya dihasilkan oleh rumah tangga. Termasuk makanan yang dibuang tanpa disentuh.

Rumi Ide, seorang ahli dan konsultan limbah mengatakan bahwa pengurangan limbah makanan bisa dilakukan saat ini juga. Ia memberikan 10 patokan sederhana untuk mengurangi limbah makanan.

1.Periksa kembali persediaan bahan makanan di rumah sebelum Anda berbelanja.



2.Jangan pergi berbelanja ketika Anda lapar.



3.Gunakan terlebih dahulu bahan makanan sebelum dekat tanggal kadaluarsa.


4.Waspada dengan adanya penawaran-penawaran khusus di toko untuk mengantisipasi membeli bahan makanan secara berlebihan.


5.Cobalah untuk menggunakan bahan makanan Anda dengan memasak bahan makanan yang ada.

6.Gunakan sisa makanan untuk membuat hidangan lain.

7. Gunakan panca indera Anda untuk melihat dan merasakan apakah makanan tersebut masih layak untuk dikonsumsi.

8.Beli bahan makanan yang sudah habis persediaan di dapur.

9.Jangan memesan terlalu banyak makanan di restoran.

10. Habiskan semua makanan sehingga tidak ada yang tersisa.

(adr/odi)

Hide Ads