Pecel lele yang biasa dijajakan di pinggir jalan kebanyakan khas Lamongan, Jawa Timur. Nama pecel lele juga dari bahasa Lamongan. Diambil dari kata 'pecek' yang artinya lauk yang dipenyet dan dibaluri sambal.
![]() |
Makanan sederhana ini punya rasa yang lezat. Ikan lelenya digoreng kering. Sehingga saat dikunyah, akan ada suara kriuk tanda garing di mulut. Lalu dilengkapi dengan sambal tomat dan aneka lalapan. Seperti kemangi, kubis dan mentimun.
Baca Juga: Pecel Lele Berasal dari Jawa Tengah atau Jawa Timur?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan harga relatif murah sekitar Rp 20.000 Anda bisa menemukannya di warung kaki lima pinggir jalan. Bisa dibilang, warung tenda pecel lele Lamongan ini sudah menjamur di mana-mana.
Ternyata ada kisah dibalik menjamurnya warung tenda ini. Ditulis di laman pmb.lipi.go.id, alasan orang Lamongan bermigrasi ke kota-kota besar dan berjualan pecel lele adalah karena kota Lamongan sedang kurang kondusif di tahun 1965-1966. Saat itu sedang ada pembersihan orang PKI di sana.
![]() |
Tanah yang kurang subur juga jadi alasan kedua orang Lamongan kala itu. Setelah bermigrasi, pecel lele Lamongan ternyata cocok di lidah banyak orang. Jadi di tahun 1970 hingga 1980, orang Lamongan yang sukses mendirikan usaha pecel lele membawa kerabatnya di kampung ke kota. Untuk membuka warung pecel lele baru.
Karenanya hingga kini warung pecel lele Lamongan pinggir jalan tak terhitung jumlahnya. Solidaritas warga Lamongan memang patut diacungi jempol. Walau di perantauan, mereka juga memiliki paguyuban yang aktif. Seperti Forum Silaturahmi Putra Lamongan dan Arek Lamongan Jaya.
Baca Juga: Ini Dia Tempat makan Pecel Lele Enak dengan Sambal Sedap (sob/odi)