Menebus Kelezatan Legendaris di Pasar Berusia 11 Windu

Kuliner Lezat Solo

Menebus Kelezatan Legendaris di Pasar Berusia 11 Windu

Odilia Winneke Setiawati - detikFood
Kamis, 02 Nov 2017 13:10 WIB
Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Jakarta - Kalau sedang ada di Solo, mampirlah ke pasar ini. Ada kuliner legendaris yang lezat, racikan jamu, buah segar hingga lenjongan enak.

Pasar terbesar di Surakarta yang dibangun arsitek Belanda, Thomas Kartsten ini bernama pasar Gede Hardjonagoro. Populer dengan sebutan Pasar Gede. Gede artinya besar dalam bahasa Jawa.

Tiap kali mengunjungi pasar ini selalu ada sentuhan baru. Kali ini cat depannya terlihat lebih mentereng dan bersih. Pasar ini kini jadi ikon kota Solo. Karena berbagai kegiatan besar bersifat kultural dihelat di sini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Letaknya strategis di Jalan Sudirman, berdekatan dengan kawasan pecinan Balong, Sudiroprajan. Di sisi kirinya ada klenteng bernama Vihara Avalokitesvara Ten Kok Sie. Pasar simbol kulturasi budaya Jawa dan China ini selalu jadi pusat kegiatan di hari raya imlek.

Menebus Kelezatan Legendaris di Pasar Berusia 11 WinduFoto: dok. detikFood

Kalau dulu banyak keturunan China yang belanja di pasar ini kini banyak golongan menengah yang datang. Ini karena kualitas buah, sayur dan bahan makanan terkenal bagus di pasar yang berarsitektur Jawa ini.

Baca Juga: Saat Pasar Gede Solo Jadi Kedai Kopi Dadakan Sajikan 5000 Gelas Kopi

Memasuki pintu gerbang pasar, ada jajaran pedagang aneka camilan, peralatan dapur dan jajan pasar. Kemudian disusul para pedagang buah segar yang menyusun buah di atas keranjang bambu.

Sangat menggiurkan. Mangga arummanis masak pohon, jeruk navel dari tawangmangu yang oranye seperti Sunkist hingga jambu monyet yang ranum dan wangi aromanya.

Belum lagi alpukat, srikaya, sawo, melon, nangka masak pohon, semangka hingga beragam jenis pepaya. Kalau tak mau repot, nanaspun bisa dikupas di tempat.

Menebus Kelezatan Legendaris di Pasar Berusia 11 WinduFoto: dok. detikFood

Kalau sudah tergoda jajan, melipir di sisi kanan pedagang buah ada penjual sate. Unikmya sate sudah dijual dalam keadaan matang. Jadi tidak dibakar di tempat. Sate ayam yang matang direndam bumbu kacang yang digerus halus dalam panci.

Lontong hijau lembut dipotong-potong, diberi sate plus saus kacangnya yang kecokelatan wangi. Cukup membayar Rp 10 ribu untuk 5 tusuk sate dan 1 buah lontong besar.

Di bagian tengah merupakan pusat jajanan pasar, ayam bakar dan pecel serta sambal brambang asem. Daun ubi rebus dengan sambal dari cabe, bawang merah dan asam Jawa.

Aneka jajan pasar atau lenjongan ini berupa seperti gethuk, klepom, tiwul, awug, gatot, grontol bisa dibeli seharga Rp 3000 saja. Bisa dikucuri sirop gula merah plus kelapa parut. Bisa memilih jenis dan juga harganya.

Menebus Kelezatan Legendaris di Pasar Berusia 11 WinduFoto: dok. detikFood

Pecel bisa diracik dengan sayuran pilihan. Ada juga sambal tumpang yang sedap. Kalau mau bikin pecel sendiri cukup beli bumbu pecelnya. Bumbu pecel ini disusun menggunung di dalam bakom enamel. Pilih sesuai tingkat kepedasa, Kalau mau sambal pecel ndeso yang pakai wijen hitam juga ada.

Baca Juga: Pasar Gede Jadi 'Surganya' Para Pecinta Dawet Telasih di Solo

Di sela-sela penjual makanan ini ada penjual ayam segar dan aneka ikan olahan. Ikan bandeng diolah dengan cara dipindang dan dibuat duri lunak. Ada yang berbumbu kuning dan ada yang berbumbu putih. Tinggal pilih sesuai selera.

Di depannya ada kios dengan aneka kerupuk, keripik dan camilan. Kerupuk gendar, kerupuk karak, emping, keripik paru, abon, serundeng, aneka camilan dari singkong hingga kacang bisa dibeli di sini.

Kalau ingin belanja bumbu dapur dan jamu, Anda bisa menuju ke los belakang. Racikan wedang uwuh, temulawak hingga aneka mangir untuk luluran bisa dibeli per kantong atau per kemasan 10 buah.

Menebus Kelezatan Legendaris di Pasar Berusia 11 WinduFoto: dok. detikFood

Mau cicip kopi Solo? Mampirlah ke toko Podjok, Ada beragam jenis biji kopi yang sudah disangrai dijajakan. Untuk 'house blend' toko Podjok punya kopi bubuk tjap Angkring yang digiling manual saat dipesan.

Kalau lapar Anda bisa mampir ke kios Soto yang ada di sisi pasar. Atau beli camilan di kios paling ujung yang menjual aneka camilan basah. Seperti bubur, lemper, risoles dan berbagai produk makanan impor.

Jangan lupa sebelum meninggalkan pasar, hilangkan dahaga dengan semangkuk dawet telasih bu Dermi. Dawet dari tepung beras disajikan dalam mangkuk porselin China mungil. Dawet legendaris ini sudah ada sejak tahun 1930 dan kini dikelola oleh generasi ketiga.

Terlalu repot menenteng belanjaan? Tak usah khawatir ada banyak ibu-ibu yang menawarkan jasa membawakan belanjaan dalam keranjang bambu besar yang digendong di punggungnya. Tipnya serela Anda tergantung banyaknya belanjaan.
(adr/odi)

Hide Ads