Dawet yang lembut disajikan dengan kuah santan encer. Beda dengan dawet biasa, Solo punya sajian dawet komplet dengan tambahan bubur sumsum hingga ketan hitam.
Es dawet merupakan minuman khas dari kota Jepara. Seiring dengan perkembangan zaman, es dawet menyebar ke seluruh kota mulai dari Semarang, Solo, Jakarta dan Bandung.
Jika ingin mencicip es dawet telasih, Anda perlu mampir ke pasar legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1930-an ini. Selain menyuguhkan hidangan tradisional khas Solo, pasar ini juga punya beberapa penjual es dawet enak.
Berbeda dengan es dawet khas Banjarnegara yang berupa cendol dan diberi kuah santan serta gula merah cair seperti yang ditemui di Jakarta. Es dawet yang ada di Pasar Gede Hardjonegoro ini justru berisi isian lengkap dengan rasa legit yang pas.
Salah satu yang terkenal adalah lapak milik Ibu Siswo yang berada tepat di pintu masuk Pasar Gede. Di lapak ini, menjual aneka bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat es campur. Ada cincau hitam, kolang-kaling, cendol, mutiara, rumput laut, nata de coco dan juga nanas segar yang sudah di kupas bersih.Â
Di meja jualannya ada beberapa baskom berisi ketan hitam, bubur sumsum, cendol hijau, sirup gula, santan dan juga biji selasih.Â
Selain Ibu Siswo, ada juga dawet yang populer di Pasar ini yaitu dawet milik Ibu Dermi. Kedua penjual ini menggunakan pewarna alami dalam pembuatan cendolnya, berupa daun suji. Harga yang ditawarkan terbilang terjangkau yaitu sekitar Rp. 6.000 hingga Rp 8.000. Tertarik mencoba?
(lus/odi)