Ternyata Salmon, Keju dan Wasabi Juga Memakai Pewarna Buatan (2)

Ternyata Salmon, Keju dan Wasabi Juga Memakai Pewarna Buatan (2)

Annisa Trimirasti - detikFood
Selasa, 22 Nov 2016 17:30 WIB
Ternyata Salmon, Keju dan Wasabi Juga Memakai Pewarna Buatan (2)
Foto: Getty Images
Jakarta - Karena konsumen suka warna menarik, produsen memakai pewarna sintetis. Dari ikan tuna, salmon hingga acar jahe diberi pewarna sintetis.

Banyak makanan yang seharusnya alami dan sehat seperti jahe dan salmon yang ternyata juga menggunakan pewarna buatan. Dikabarkan oleh mnn.com (21/11/16) banyak makanan diberi pewarna sintetis agar lebih menarik konsumen.

5. Wasabi

Foto: GettyImages/Flickr
Wasabi tidak berwarna sehijau yang sering ditemui. Faktanya, bahkan wasabi hijau yang sering dijumpai di restoran sushi bukan wasabi asli. Wasabi asli dibuat dari memarut akar tumbuhan Wasabi japonica, yang sulit tumbuh dan dibudidaya. Oleh karena itu, wasabi asli jarang dan mahal untuk pelengkap sushi.

Alternatif lebih murah, berupa ramuan lobak, mustard, dan pewarna hijau sintesis juga bahan kimia lain berbentuk bubuk yang kemudian dicampur dengan air menjadi pasta

6.Aprikot kering

Foto: GettyImages/Flickr
Aprikot kering berwarna oranye terang dan tampak sehat itu ternyata menggunakan pewarna buatan. Warna oranye cerahnya kemungkinan berasal dari sulfur dioksida yang digunakan saat pengeringan dan menjaga mereka agar tidak menjadi cokelat.

Gas berbau busuk tersebut juga memperpanjang daya simpan dan mempertahankan rasa. Jika Anda sensitif pada sulit atau ingin menghindari bahan kimia pilih makanan berwarna alami dan baca label bahan di kemasan.

7. Gari (Acar Jahe)

Foto: GettyImages/Flickr
Selain wasabi, irisan tipis acar jahe di restoran sushi disajikan untuk membersihkan mulut ternyata tidak berwarna merah muda. Secara tradisional, acar jahe, gari, berwarna putih atau sedikit merah muda karena proses pengasaman.

Tetapi, sebagian besar produk komersil sekarang menggunakan pewarna alami atau FD&C Red #40 (disebut juga Red 49 atau Allura Red) yang terbuat dari coal tar sintesis. Ada bukti bahwa pewarna itu bisa menyebabkan perilaku seperti ADHD pada anak tertentu, tapi sayangnya, pewarna tersebut belum dilarang oleh FDA

8.Salmon

Foto: GettyImages/Flickr
Salmon liar berenang di lautan memakan crustacea seperti udang, plankton dan alga yang secara alami berwarna cerah berkat pigmen canthaxanthin and astaxanthin. Pigmen tersebut juga memberi daging salmon, lobster, dan kulit udang, berwarna alami pink oranye.

Namun, salmon dari tambak atau akuakultur berbeda. Salmon disana diberi makan kedelai buatan dan diet berbasis jagung sehingga warna pigmen alami pun hilang.

Kemudian peternak menambahkan canthaxanthin dan astaxanthin buatan pada makanan salmon agar salmon tetap berwarna oranye. Dampak kesehatan dari aditif ini masih dipelajari.

Para ahli mengatakan salmon dari tambak kurang bernutrisi karena ikan tidak makan makanan alami dan tinggal dalam kondisi penuh sesak yang berpotensi untuk polutan dan penyakit berkembang.

Halaman 2 dari 5
(ani/odi)

Hide Ads