Menurut Organisasi Pangan (FAO) dan Pertanian dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), serangga yang dapat dimakan mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin dan asam amino bagi manusia.
Selain memiliki nilai gizi tinggi, serangga juga dapat mengurangi dampak kerusakan planet dari sumber protein yang lebih konvensional seperti daging.
Mneurut CNBC (17/03), FAO menyatakan bahwa serangga memiliki "tingkat konversi makanan yang tinggi". Misalnya saja jangkrik yang membutuhkan pakan enam kali lebih rendah dari hewan ternak. Sehingga serangga dapat membantu kurangi efek rumah kaca dan dapat dibudidayakan pada sampah organik.
Di Prancis, ada satu perusahaan yang kini memanfaatkan serangga dalam skala besar. Ynsect merupakan perusahaan yang menggunakan serangga sebagai bioconvert substrat organik seperti produk sampingan sereal dan mengubah serangga menjadi sumber daya nutrisi yang berkelanjutan untuk agro-industri. Perusahaan ini telah bereksperimen untuk menemukan jenis serangga terbaik untuk memproduksi protein bubuk dari serangga dalam jumlah besar.
"Ynsect telah bekerja pada banyak penelitian serangga di laboratorium penelitian dan pengembangan, tetapi kami telah memilih satu spesies untuk diperkenalkan pada pasar yaitu larva kumbang," tutur Antonie Hubert, CEO Ynsect mengatakan kepada CNBC.
"Kita dapat menemukan serangga ini dimana saja. Komposisinya benar-benar mirip seperti ikan dan unggas, tentu rasanya juga enak," tambah Hubert.
Kini lebih banyak orang sadar akan potensi serangga sebagai sumber makanan bergizi dan bisa jadi alternatif sumber makanan berprotein tinggi selain daging.
Berkat kepopuleran kandungan gizinya, di Prancis juga mulai dikembangkan pasta dengan bahan tepung serangga yaitu jangkrik. Dengan warna kecokelatan, pasta ini mengandung tinggi protein.
(lus/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN