Masyarakat Australia tampaknya sulit membayangkan serangga yang masuk ke dalam mulut mereka. Namun menurut chef Luke Nguyen, serangga akan menjadi salah satu makanan populer di masa depan.
Menurut penelitian dari United Nations Food and Agriculture Organisation, sebanyak dua miliar orang di seluruh dunia sudah mengonsumsi serangga. Ada sekitar 1.900 jenis serangga yang layak konsumsi untuk makanan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang dilansir oleh Dailytelegraph (17/05/2015), sebanyak 36 negara di Afrika, 23 negara di Amerika, 29 negara di Asia dan 11 negara di Eropa dianggap sebagai "entomophagous". Entomophagous merupakan orang-orang yang mengonsumsi serangga seperti kumbang, ulat dan belalang yang dianggap sebagai kenikmatan kuliner.
Untuk mengatasi keengganan masyarakat dalam menyukai serangga memang tidak mudah. Akan tetapi kini, beberapa restoran di Sydney sudah mulai memadukan serangga dalam menu mereka.
Celebrity chef Kylie Kwong mempromosikan serangga di restorannya MacLeay Street. Ia menjual serangga kecil, kecoa kayu bakar, cacing kering, ulat panggang dan semut pohon sebagai menu pokok andalan restoran.
Setelah sebelumnya banyak chef yang gagal mempromosikan serangg. Nguyen justru lebih percaya diri untuk memperkenalkan makanan ini kepada masyarakat Sydney.
"Saya melihat Australia mulai mengikuti langkah Tiongkok yang sudah mengonsumsi serangga sebagai makanan sehari-hari,” jelas Nguyen.
"Setiap kali saya menyebut serangga banyak orang yang mengatakan tak bisa memakannya. Akan tetapi setelah mencoba hidangan dari serangga pasti akan bilang ini lezat,” tambah Nguyen.
Sama halnya dengan sushi 20 tahun yang lalu, banyak mengalami penolakan. Sekarang banyak anak menyukai sushi sebagai bekal. Nguyen juga berharap, serangga dapat menggantikan posisi kacang dan snack bar sebagai camilan.
Selain itu, Bondi's rooftop Mexican eatery El Topo juga mulai menawarkan semangkuk jangkrik panggang dengan cabai, bawang putih. Disajikan dengan saus jeruk nipis dengan harga $7 atau sekitar Rp 91.500.
“Dalam proses pengembangannya, serangga hanya membutuhkan ruang yang kecil untuk hidup. Hal ini karena serangga lebih suka hidup berkelompok dan tempat yang kecil tidak mempengaruhi tingkat stres mereka sama sekali,” tutur Latty, seorang entomologi di University of Sydney fakultas pendidikan dan lingkungan.
Serangga mudah didapat, perkembangbiakannya cepat, pakannya tidak sulit dan ramah lingkungan. Selain itu serangga juga mengandung protein, lemak, dan mineral tinggi. Karenanya makanan ini direkomendasikan sebagai suplemen makanan anak.
(lus/odi)