Peningkatan Konsumsi Kulit dan Daging Trenggiling Ancam Kepunahan Spesies Trenggiling

Peningkatan Konsumsi Kulit dan Daging Trenggiling Ancam Kepunahan Spesies Trenggiling

- detikFood
Selasa, 05 Agu 2014 06:41 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Pengobatan tradisional Tiongkok mempercayai kulit trenggiling bisa mengobati bengkak dan meningkatkan ASI. Sayangnya, permintaan yang semakin meningkat membuat binatang ini terancam punah.

Laporan terbaru dari International Union for Conservation of Nature atau IUCN menyatakan permintaan trenggiling semakin meningkat di daerah Asia untuk kulit dan dagingnya.

Kedelapan spesies trenggiling (pangolin) terancam punah. Dua spesies antaranya kritis. Tidak seperti habitat hampir punah lainnya yang ada di habitat kecil, trenggiling banyak ditemukan di Asia Tenggara dan Afrika sub Sahara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€œDi Vietnam dan Tiongkok, dulu trenggiling adalah sumber protein bagi masyarakat pedesaan. Kemudian daging binatang tersebut menjadi daging mewah bagi kaum kaya dan harganya mahal karena harus ditangkap di alam liar,” Dan Challender dari IUCN Pangolin Specialist Group kepada NPR (04/08/2014)

IUCN telah merencanakan untuk mencegah kepunahan trenggiling dari sisi permintaan dan penjualan. Baik Tiongkok dan Vietnam telah berpartisipasi dalam CITES, perjanjian yang melarang penjualan spesies langka. Tapi, hal tesebut tidak menghentikan perdagangan harimau, badak, dan trenggiling.

Trenggiling sering dikonsumsi saat pertemuan bisnis. Challender menyarankan perusahaan besar untuk menghentikan konsumsi daging binatang liar selama melakukan perjanjian bisnis. IUCN juga mengajak kampanye media digital dan mengajak masyarakat mempromosikan kelangsungan hidup trenggiling.

Sebelumnya kampanye anti sirip ikan hiu yang dijalankan oleh WWF Hong Kong mengumumkan perusahaan yang menolak menyajikan sup sirip ikan hiu dalam acara spesial. WWF Hong Kong menyatakan volume penjualan sirip ikan hiu di negara tersebut turun 35 persen tahun 2012 dan 2013.



(dni/odi)

Hide Ads