WWF Mencatat Impor Sirip Hiu ke Hong Kong Turun 30%

WWF Mencatat Impor Sirip Hiu ke Hong Kong Turun 30%

- detikFood
Kamis, 17 Apr 2014 10:06 WIB
Foto: Jurgen Freund/WWF-Canon
Jakarta - Ada kabar baik bagi para aktivis perlindungan hewan yang terancam punah. Sirip hiu yang diperdagangkan sebagai komoditas bernilai tinggi untuk dibuat sup menunjukkan penurunan jumlah impor di Hong Kong.

Lewat situs resminya (08/04/2014), WWF Hong Kong mengumumkan bahwa volume produk sirip hiu yang dikirimkan ke wilayah tersebut pada 2013 turun signifikan. Menurut data terbaru Departemen Sensus dan Statistik, jumlahnya berkurang dari 8.285,1 ton menjadi 5.412,2 ton atau 34,7%.

Volume reekspor juga turun, yakni dari 2.428 ton ke 2.003,7 ton atau 17,5%. Pengurangan berarti tampak pada volume sirip hiu yang diekspor kembali ke Tiongkok. Sementara itu, tujuan utama reekspor pada 2013 adalah Vietnam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produk sirip hiu dilacak dengan kode Hong Kong Harmonized System (HKHS). Meski demikian, WWF Hong Kong telah memutuskan bahwa kode HKHS yang ada saat ini tidak mengidentifikasi spesies hiu secara spesifik. Jadi, semakin sulit memonitor tren perdagangan produk sirip hiu.

Apalagi, keputusan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Flora dan Fauna Liar yang Terancam Punah (CITES) untuk menambah spesies hiu di Lampiran II-nya telah disahkan. Pemerintah Hong Kong kini seharusnya bersiap mengikuti persyaratan CITES yang telah diperbaharui.

Senior Programme Officer for Shark WWF Tracy Tsang mengatakan bahwa untuk implementasi CITES, pemerintah seharusnya memperbaiki kode HKHS yang ada. Ia menyarankan pemerintah mengikuti praktik kode yang digunakan untuk bluefin tuna untuk memungkinkan identifikasi spesies hiu yang perlu dilacak.

Identifikasi ilmiah melalui pengujian sampel DNA sirip hiu yang diambil secara acak juga bisa disebarkan untuk tujuan verifikasi. Agar pengaturan perdagangan sirip hiu lebih baik dan untuk meningkatkan transparansinya, WWF meminta pemerintah Hong Kong mulai mengumpulkan dan menerbitkan statistik lengkap terkait perdagangan sirip hiu. Termasuk spesies, volume, dan negara asalnya.

Sup sirip hiu biasa disajikan di jamuan makan pesta pernikahan orang-orang Tionghoa. Namun menurut Tim Lau, seorang perencana pernikahan ternama, jamuan makan tanpa menu hiu semakin populer dua tahun terakhir ini. "Setidaknya lebih dari 20% pasangan memilih jamuan makan tanpa hiu," katanya.

Sejak 2007, WWF sudah aktif mengampanyekan 'Katakan Tidak pada Sirip Hiu' kepada berbagai sektor di Hong Kong. Per awal April 2014, 168 perusahaan sudah mengambil 'Sumpah Perusahaan Tanpa Sirip Hiu'.

Artinya, pesan konservasi hiu sudah mencapai hampir 90.000 staf perusahaan. Selain itu, 116 perusahaan katering telah bergabung dengan program Alternatif Menu Bebas Hiu WWF Hong Kong.

Menurut BBC, beberapa tahun terakhir pemerintah Hong Kong dan China menerapkan kebijakan yang menargetkan pengurangan konsumsi sirip hiu. Contohnya adalah berjanji tidak akan menyajikan sup sirip hiu lagi di jamuan makan pemerintah.

(fit/odi)

Hide Ads