Konsumsi Madu Masih Rendah Padahal Indonesia Punya Banyak Madu Unik

Konsumsi Madu Masih Rendah Padahal Indonesia Punya Banyak Madu Unik

Riska Fitria - detikFood
Jumat, 19 Jul 2024 15:00 WIB
Kopi Campur Madu Β Punya Banyak Khasiat Sehat
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Tingkat konsumsi madu di Indonesia masih terbilang rendah. Padahal Indonesia punya beragam jenis madu dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Madu adalah cairan manis yang dihasilkan dari nektar bunga dengan bantuan lebah madu. Konon, madu merupakan makanan tertua di dunia.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Iranian Journal of Basic Medical Sciences (2013), madu telah digunakan oleh manusia sejak 8.000 tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasanya yang manis, madu dapat digunakan sebagai alternatif pemanis alami. Selain itu, madu juga menyimpan nutrisi penuh yang bermanfaat untuk kesehatan.

1. Tingkat konsumsi madu di Indonesia masih rendah

Kekayaan madu lokal IndonesiaKekayaan madu lokal Indonesia Foto: detikcom/Riska Fitria

Sayangnya, tingkat konsumsi madu di Indonesia masih terbilang rendah, yakni sekitar 40-60 gram/kapita dalam setahunnya. Hal ini diharapkan terus meningkat.

ADVERTISEMENT

Mengingat Indonesia merupakan negara penghasil madu terbaik. Hal ini diungkap dalam sebuah acara bertajuk 'Sharing dan Tasting Kekayaan Madu Lokal Indonesia'.

Acara yang digelar di Agreey Coffee Bogor pada Kamis (18/07/24) tersebut diusung oleh MBRIO Research & Development bersama pegiat madu lokal Indonesia.

"Sejauh ini perdagangan madu terbesar adalah di China. Karenanya madu di Indonesia harus dikembangkan dan diharapkan bisa mengikuti standar dunia," tutur Wida Winarno, selaku Direktur PT Embrio Biotekindo

2. Sumber madu di Indonesia

Seorang anggota lembaga pengelola hutan desa (LPHD) melihat sarang lebah madu Apis mellifera yang dibudidayakan di hutan Desa Teluk Pambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis, Riau, Rabu (10/7/2024). Usaha budidaya lebah madu tersebut dibawah binaan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk menambah pendapatan anggota kelompok pengelola mangrove dan hasil panennya dapat diambil dua kali dalam sebulan dengan harga jual Rp90.000 per kilo di pasar lokal. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/Spt.Seorang anggota lembaga pengelola hutan desa (LPHD) melihat sarang lebah madu Apis mellifera yang dibudidayakan di hutan Desa Teluk Pambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis, Riau, Rabu (10/7/2024). Usaha budidaya lebah madu tersebut dibawah binaan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk menambah pendapatan anggota kelompok pengelola mangrove dan hasil panennya dapat diambil dua kali dalam sebulan dengan harga jual Rp90.000 per kilo di pasar lokal. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/Spt. Foto: ANTARA FOTO/ASWADDY HAMID

Wida Winarno mengatakan bahwa Indonesia memiliki beragam jenis madu dari sumber yang berbeda-beda. Pertama ada madu hutan, yakni madu liar yang diambil di hutan dan sarangnya berada di atas pohon.

Selain itu, ada juga madu budidaya atau madu yang dihasilkan dari lebal apolini dan lebah meliponini. Lebah meliponini ini merupakan jenis lebah yang tidak bersengat.

Selain itu, ada juga madu non nektar. Ini merupakan madu yang dihasilkan dari getah. Menurut Wida Winarno, madu ini tidak mengandung gula sama sekali.

"Kalau dicek di lab, ini kadar gulanya tidak terdeteksi sama sekali," tutur Wida Winarno dalam pemaparan materi.

Karakteristik madu hingga dugaan madu palsu ada di halaman selanjutnya.



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads